B. Strategi Pembelajaran -- Metode, Pendekatan, dan Kurikulum
Strategi pembelajaran yang efektif adalah yang berpihak pada murid, menumbuhkan karakter, serta mengasah keterampilan abad 21: berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.
- Metode Project Based Learning (PjBL)
Murid diarahkan mengerjakan proyek nyata yang relevan. Contoh: membuat scrapbook keluarga sebagai kolaborasi lintas mata pelajaran. Proyek ini menguatkan literasi, nilai keluarga, kreativitas seni, dan refleksi diri. - Metode Problem Based Learning (PBL)
Murid diberikan masalah nyata, misalnya: "Bagaimana cara mengurangi sampah plastik di sekolah?" Mereka kemudian mencari data, merancang solusi, dan mempresentasikan hasil. - Pembelajaran Kewirausahaan
Murid dapat dilatih membuat produk sederhana, memasarkannya di sekolah, lalu mengevaluasi hasil. Dari sini, jiwa wirausaha dan kemandirian terbentuk sejak dini. - Pembelajaran Berbasis IT
Guru memanfaatkan platform digital, riset daring, pembuatan konten kreatif (video, podcast, blog), serta aplikasi presentasi modern.
C. Ekstrakurikuler dan Kokurikuler: Pembentukan Karakter dan Multi Talenta
Sekolah bukan sekadar ruang akademik, tetapi juga ruang pembentukan karakter.
- Ekstrakurikuler Keagamaan pengajian, retret, pesantren kilat, atau lomba rohani, untuk menumbuhkan akhlak mulia dan spiritualitas.
- Kokurikuler klub literasi, debat ilmiah, diskusi sosial, atau kegiatan masyarakat.
- Penyaluran Bakat dan Minat seni, olahraga, teknologi, kepemimpinan, yang memberi murid ruang untuk menjadi pribadi multi talenta.
D. Gagasan Visioner dan Implementasi
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, pendidikan masa depan perlu menekankan:
- Murid sebagai subjek aktif dalam membangun pengetahuan.
- Integrasi teknologi dan literasi digital agar murid produktif di era 5.0.
- Pendidikan karakter dan humanis yang menumbuhkan kecerdasan emosional dan sosial.
- Kurikulum fleksibel dan adaptif sesuai dinamika global.
Implementasi nyata dapat dilakukan melalui PjBL, PBL, pemanfaatan IT, kemitraan dengan industri, serta penguatan ekstrakurikuler untuk mendukung pengembangan multi talenta murid.
E. Analisis Kritis: Kebijakan dan Tantangan
Kurikulum Merdeka membawa semangat positif, namun implementasinya masih menghadapi kendala:
- Tidak semua guru siap dengan PjBL atau PBL.
- Ketimpangan sarana antara kota dan desa.
- Beban administrasi guru yang masih berat.
Tantangan sistemik meliputi kesenjangan akses pendidikan, budaya mengejar nilai ujian, kesejahteraan guru, dan keterputusan sekolah dengan dunia kerja.
Kebutuhan perubahan:
- Pemerataan fasilitas pendidikan.
- Peningkatan kompetensi guru melalui pendampingan nyata.
- Reformasi evaluasi berbasis portofolio dan proyek.
- Kemitraan sekolah--industri untuk menyiapkan murid menghadapi realitas kerja.