Pemuka agama sering menjadi rujukan moral masyarakat. Dengan membaca, mereka dapat memperluas cakrawala, sehingga tafsir agama lebih segar, kontekstual, dan relevan dengan zaman. Membaca juga mencegah lahirnya pandangan sempit atau kaku. Tokoh agama yang membaca adalah benteng bagi moderasi dan kedewasaan berpikir umat.
Â
Seniman dan Selebritas
Seniman dan selebritas memiliki pengaruh besar melalui panggung hiburan. Jika mereka rajin membaca, karya-karyanya akan lebih kaya makna. Selebritas yang membaca buku tentang kebudayaan, sejarah, atau psikologi dapat menjadi inspirasi positif bagi penggemarnya. Dalam dunia serba instan, publik figur yang membaca buku adalah oase yang menyegarkan.
Â
Penutup
Membaca bagi pejabat bukan sekadar hobi pribadi, melainkan kebutuhan kepemimpinan. Pertanyaan apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana sejatinya mengarahkan kita pada satu kesimpulan: pejabat yang membaca adalah pejabat yang terus belajar. Dalam buku, mereka menemukan bahan bakar moral, intelektual, sekaligus spiritual untuk mengabdi kepada rakyat.
Semoga kebiasaan membaca bukan hanya menjadi simbol pencitraan, tetapi sungguh hadir dalam keseharian para pemimpin bangsa.
Membaca buku bukan sekadar urusan pribadi. Bagi tokoh publik, membaca adalah kewajiban moral. Pejabat, politisi, guru, tokoh agama, hingga selebritas---semuanya perlu menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Karena dari bacaan lahirlah gagasan, dari gagasan lahirlah tindakan, dan dari tindakan terciptalah perubahan.
Â
Maka, siapa pun figur publik yang ingin benar-benar dihormati rakyat, mulailah dengan membangun kebiasaan sederhana namun mendalam: membaca buku.