Â
Jejak Langkah Pak Raka
Oleh: Widodo, S.Pd.
Namaku Raka. Dulu, dua puluh tahun lalu, tak ada yang mengenalku selain sebagai "Mas TU"---tenaga tata usaha di SD Lintang Jaya, sebuah sekolah dasar kecil di ujung kampung. Tapi bagi saya, itu bukan sekadar pekerjaan. Itu awal dari segalanya.
Setiap pagi, aku tiba sebelum lonceng sekolah berbunyi. Menyapu halaman, membuka ruang guru, menata absen, hingga memeriksa surat masuk. Tak jarang, aku juga ikut mengurus peralatan lomba atau bahkan jadi notulen rapat sekolah. Tugas-tugas kecil itu kulakukan dengan penuh tanggung jawab.
Waktu itu aku masih muda, dan di sela-sela bekerja, aku menyambung kuliah sore di sebuah universitas swasta. Capek? Sudah pasti. Seringkali baru sampai rumah pukul sembilan malam. Tapi aku percaya, ilmu akan membawaku ke tempat yang lebih tinggi.
Godaan banyak, begitu juga tantangan. Ada kalanya gaji pas-pasan membuatku ragu. Apalagi ketika teman seangkatanku sudah duluan jadi guru. Namun aku bertahan. Aku tahu waktuku akan datang.
Dan benar saja. Setelah bertahun-tahun bergelut di dunia TU dan menyelesaikan S1 Akuntansi, akhirnya aku diberi amanah menjadi guru akuntansi di SMP yang dikelola yayasan yang sama. Rasanya seperti mimpi. Seragamku kini berganti, tapi semangatku tetap sama: melayani, setia, dan jujur.
Waktu berjalan. Aku dipercaya menjadi wakil kepala sekolah, lalu kepala sekolah SD Lintang Jaya---tempat segalanya bermula. Aku kembali ke titik awal, namun dalam peran yang berbeda. Lebih besar, lebih berat tanggung jawabnya. Tapi aku menikmatinya.
Kemudian, Yayasan Lintang Sejahtera yang menaungi sekolah-sekolah di kampung kami, menunjukku menjadi bendahara. Aku tahu persis mengapa aku dipilih: karena aku sudah terbukti bisa dipercaya. Kunci brankas, laporan keuangan, hingga urusan audit, semua kini ada di pundakku.
Tak berhenti di situ, aku juga diminta menjadi bendahara koperasi sekolah. Koperasi kecil yang menjual alat tulis dan keperluan siswa itu butuh orang yang teliti. Dan rupanya, tak hanya di sekolah. Di lingkungan RT pun warga mempercayaiku menjadi bendahara. "Pokoknya Pak Raka itu, uang seratus perak pun bisa dia pertanggungjawabkan," kata Pak RT.