Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takut itu Manusiawi

19 Juni 2025   07:15 Diperbarui: 17 Juni 2025   13:13 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Ilustrasi Pilihan ChatGPT

"Takut Itu Manusiawi"

Oleh: Widodo, S.Pd

Malam itu langit bersih. Lampu-lampu kecil berpendar di sepanjang gang RT 07. Warga berduyun-duyun datang ke acara malam tujuh belasan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada makan bersama, sambutan, dan renungan malam. Tapi tahun ini, suasananya terasa berbeda---lebih hangat, lebih akrab. Barangkali karena semuanya sedang butuh cerita, butuh tawa, dan butuh saling mendengar.

Pak RT membuka acara dengan pidato singkat, dilanjutkan oleh Pak Sekretaris RT yang memimpin doa. Hidangan pun tersaji: nasi, sayur lodeh, ayam goreng, dan ikan kembung yang wanginya menggoda. Semua duduk lesehan di sepanjang gang yang telah ditutup aksesnya. Di tengah senda gurau dan gurauan ringan, aku berjumpa dengan Mas Nur---sosok jangkung berambut gondrong yang dikenal sebagai preman penjaga tanah kosong.

"Gimana kabar, Mas?" tanyaku sambil menyodorkan gelas teh.

"Masih hidup. Masih bisa ngopi," jawabnya santai. Tawa kami pun pecah.

Mas Nur, meski dikenal garang, ternyata pandai bercerita. Ia kisahkan pertemuannya dengan preman pasar, tukang pukul, bahkan orang misterius saat pernah jadi kernet bus lintas Sumatera.

"Aku pernah ditodong di tengah hutan Lampung, Mas. Tapi kupelototin saja matanya. Akhirnya dia yang mundur," ujarnya membusungkan dada.

Tiba-tiba, seekor kecoak terbang dari arah warung. Tanpa aba-aba, kecoak itu mendarat mulus di leher Mas Nur. Yang terjadi berikutnya sungguh mengejutkan: Mas Nur berteriak histeris dan meloncat mundur.

"AAAH!! Kecoaaak!!"

Gelas teh tumpah, lauk berserakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun