Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Kost Putra Nusantara

2 Juni 2025   07:15 Diperbarui: 6 Juni 2025   22:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Dibuat Oleh ChatGPT

Anak Kost Putra Nusantara

Oleh : Widodo, S.Pd.

Dari jendela kamarnya yang sempit, Rama menatap jalanan kota yang ramai. Sudah tiga bulan ia tinggal di Jogja, jauh dari kampung halamannya di Temanggung. Hidup sebagai mahasiswa perantauan tidak pernah mudah, tetapi Kost Putra Nusantara---tempatnya bernaung---membuat segalanya lebih hangat.

Kost itu bukan hanya tempat tidur dan mandi. Di sana, ia menemukan keluarga baru. Teman-temannya datang dari berbagai penjuru negeri. Ada Anto dari Solo yang hobi main kartu remi sampai larut malam, Bagas dari Medan yang tak pernah lepas dari gitarnya, Rino dari Yogyakarta yang jago main domino, dan Wahyu, sang penulis artikel handal dari Sumatera Barat. Mereka semua berbeda prodi, berbeda latar belakang, tetapi satu dalam tawa dan keluh.

Kadang mereka bermain catur di teras depan, kadang sekadar duduk melingkar membahas tugas kuliah yang tidak pernah ada habisnya. Masalah datang silih berganti---ada yang sedang jatuh cinta pada kakak tingkat, ada yang tanggal muda pun sudah kehabisan uang, ada juga yang frustrasi dengan dosen pembimbing. Tapi mereka tetap saling mendengarkan, membantu sebisa mungkin.

Sampai suatu hari, satu kamar kosong tak berpenghuni. Pemiliknya, Andi, mahasiswa rantau dari Makassar, sudah seminggu tidak tampak batang hidungnya. Pesan tak dibalas, telepon tak diangkat. Kekhawatiran tumbuh.

Akhirnya, Wahyu yang paling peka, berhasil menghubungi adik Andi. Kabar itu menyentak mereka---Andi ternyata sakit batu ginjal. Ia tak punya cukup uang untuk berobat dan memilih terapi herbal di rumah karena biayanya murah.

Malam itu, mereka duduk melingkar, tapi bukan untuk main kartu atau gitaran. Mereka membuka donasi daring. Mahasiswa mana punya uang banyak? Tapi mereka berusaha. Bagas membuat video pendek, Wahyu menulis kisah Andi di media sosial. Sedikit demi sedikit, rupiah terkumpul.

Beberapa minggu kemudian, Andi mengirim video ucapan terima kasih. Ia baru selesai operasi dan terlihat jauh lebih segar. Mereka bersorak, seperti mendengar kabar kemenangan.

Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama. Kecelakaan menimpa Rino. Ia diserempet mobil pick-up saat mengendarai motor malam hari, tanpa helm. Tulangnya patah, wajahnya lebam. Dan lebih buruk lagi, ia tak bisa klaim asuransi.

Tak ada waktu bersedih. Mereka tahu harus melakukan hal yang sama. Donasi kedua dibuka. Dan seperti keajaiban yang sama, bantuan datang lagi. Rino berhasil dioperasi dan mulai bisa berjalan dengan tongkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun