Franklin Castle atau dikenal sebagai Rumah Tiedemann adalah rumah batu ala Victoria tapi didesain dengan gaya Ratu Anne Amerika. Beralamatkan di 4308 Franklin Boulevard, Cleveland, Ohio-USA, bangunan ini memiliki empat lantai dengan tiga puluh kamar dan delapan puluh jendela. Ketika didirikan, Franklin Boulevard adalah salah satu komplek perumahan paling bergengsi di Cleveland, Ohio.
Dibangun pada tahun 1865 oleh seorang Banker, imigran Jerman bernama Hannes Tiedemann. Dia tinggal di sana bersama istri, anak-anaknya, dan ibunya yang sudah lanjut usia.
Menurut cerita, Hannes Tiedemann adalah seorang pria yang otoriter dan kejam. Ada desas-desus bahwa dia melakukan kekerasan terhadap istri dan anak-anaknya. Setelah seluruh keluarganya meninggal secara misterius dalam waktu singkat, banyak orang percaya bahwa Hannes Tiedemannlah yang membunuh mereka semua.
Konon pembunuhan dimulai saat putri sulungnya, Emma, meninggal di rumah pada bulan January 1882 dalam keadaan yang mencurigakan. Walaupun pihak keluarga mengklaim penyebab kematian adalah diabetes tapi beberapa orang mengatakan bahwa tubuh Emma sebenarnya ditemukan tergantung di loteng. Emma baru berusia 15 tahun.
Beberapa minggu kemudian, Ibu Tiedemann juga meninggal di kediaman mereka. Desas-desus mulai menyebar di sekitar daerah itu bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sana.
Untuk mengalihkan perhatian istrinya dari kesedihan akan kematian dua anggota keluarganya, Tiedemann memutuskan untuk merenovasi rumahnya. Saat itu Franklin Castle sudah memiliki tiga puluh kamar dan sebuah grand ballroom yang membentang di seluruh lantai empat. Di luar, ia menambahkan fitur seperti menara, talang air berdisain unik (gargoyles) dan pagar besi, yang membuat rumah terlihat lebih seperti layaknya sebuah kastil (castle).
Di dalam rumah, Tiedeman juga memasang perapian dari batu marmer dan ukiran-ukiran. Istrinya sama sekali tidak tahu kalau ternyata suaminya juga menambahkan lorong-lorong dan kamar-kamar rahasia di seluruh rumah.
Satu persatu anak-anaknya yang lain mulai mati. Selama tiga tahun berikutnya, Tiedemann mengubur tiga anak. Salah satunya baru berusia sebelas hari.
Kecurigaanpun semakin tumbuh di kalangan masyarakat setempat.
Gosip mulai beredar bahwa banyak bayi telah dibunuh di dalam Kastil Franklin, tetapi Tiedemann menyembunyikan kematian mereka dari publik dengan menyimpan mayat-mayatnya di ruang rahasia di dalam kastil.