Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Nostalgia Kopi Pahit

12 September 2021   11:43 Diperbarui: 12 September 2021   11:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Tyler Nix/unsplash.com

"Kuterka, kisah cintanya lebih kacau. Oh Tuhan, aku merindukannya dan dompetku merindukan uangnya". Kata Indra Rahardian, sahabatku, yang juga sahabat Felix, ketika menceritakan masa lalunya, saat ngopi bareng Felix.

Ah, dia mau mengambil keuntungan dari Felix, berharap meneguk kopi gratisan, dan semua dibebankan kepada Felix yang menamban beban, seberat memikul rindunya kepada Nona Bertha, masa itu.
 
"Selalu ada cerita kepahitan di warung kopi, masa itu" gumamku dalam hati.

"Roti bakar setengah saja, Kang!" teriak Indra lagi, sambil ekor matanya melirik ke Felix yang duduk di sampingnya. Sepertinya ia ingin menguras habis isi kantong Felix di warung kopi itu.

Kata dia, pesanan hemat menjelang darurat puasa. Uang habis tak bersisa. Catatan kasbon sudah genap lima halaman. Namun pikiranku haruslah tenang. rindu setengah hati, bokek setengah mati. Tak boleh membuatku frustasi.

Pertemuan para sahabat kecil Felix di Gang Sapi, hari itu mengharu biru. Semua seolah kembali ke masa muda saat dimana selalu saja ,meneguk kopi terasa pahit. Namun hari itu, Gang Sapi terasa lebih hiruk dari biasanya.

 Nostalgia Kopi Pahit, siang itu meramaikan Gang Sapi. Hari itu terasa emejing saja.
"Aha! Engkong selamatan atas kejayaannya menjadi panutan kenthirisasi. Dengan rasa syukur yang teramat tajam, membagikan susu tomat, produksi terbaru dari Engkong Corporation. Terima kasih, Kong" teriak salah satu sahabat Engkong Felix lainnya.

Rasa-rasanya, hari itu Gang Sapi riuh rendah suara bising para sahabat, yang saling berlomba menyuarakan ingatannya ketika dulu, saat muda bersama Felix dengan berbagai ritualnya masing-masing.

Eh, baru saja mau angkat bokong, rencana mau pulang setelah pesta tasyakuran penyematan Raja Kenthir, tetiba Engkong  berteriak lantang dengan suara serak-serak nggak begitu basah.

"Hai kalian, jangan buru-buru pulang, ini masih ada sajian istimewa hasil masakan Bertha, tadi ia lupa menyajikannya."

Tergopoh-gopoh Bertha membawa senampan tomat penyet bumbu Bali, kodok ungkep bumbu laos dan beberapa juz apel busuk.
Tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para sahabat kecil Felix, yang sekarang sudah pada tua, tentunya.

 Selain sahabat kecil di Gang Sapi, juga undangan lain dari gang sebelah. Terutama Bang Jack dari gang pakcoi yang sangat maniak dengan menu kodok ungkep tersebut.
Ia bergegas seraya sedikit berlari, karena takut tak kebagian. Walhasil, Bang Jack menikmati hidangan istimewa tersebut dengan puas. Siti memandang Bang Jack dengan harap-harap cemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun