Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jupiter, Juno dan Io Sang Peri Air

7 Februari 2021   08:12 Diperbarui: 7 Februari 2021   09:43 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jupiter. Sumber : Dokpri - Widz Foto

Jupiter adalah dewa dari semua dewa. Dibantu oleh dua saudara laki-lakinya yang cekatan, Pluto (ditugaskan oleh Jupiter di bawah tanah) dan Neptunus (ditugaskan oleh Jupiter di bawah laut).

Jupiter menguasai langit, bumi, laut dan semua aspek kehidupan. Tidak ada dewa yang lebih kuat dari Jupiter. Dan tidak ada keputusan besar yang dibuat tanpa persetujuan Jupiter.

Senang menjadi dewa yang paling berkuasa, terkadang Jupiter merasa hidupnya membosankan. Tapi kebosanan ini justru membuatnya menjadi kreatif dan selalu memikirkan apa saja yang bisa dilakukan untuk membuat hidupnya lebih berwarna.

Sebetulnya andai Jupiter mau, ia dapat mengubah dirinya menjadi gurita dan mengunjungi saudaranya Neptunus di bawah laut, hanya dia merasa malas untuk berenang.

Dia bisa juga mengunjungi Pluto di bawah tanah, tapi Pluto sendiri adalah orang yang menjemukan.

Atau memburu salah satu dewa lainnya. Toh, semua dewa takut pada Jupiter yang memiliki temperamen keras dan tinggi. Namun sikap tersebut hanya ditujukan kepada mereka yang berbohong padanya.

Masalahnya banyak dewa suka berbohong. Karena takut ketahuan, mereka memilih untuk menghindari Jupiter.

Walaupun Jupiter hampir tidak pernah mengunjungi bumi. Tapi dia mengawasinya. Dari langit.

Suatu ketika Jupiter melihat dua pria berjalan di sepanjang jalan setapak. Iseng, Jupiter melontarkan suaranya ke bumi, ia membuat seolah terdengar seperti seseorang yang sedang berbicara.

"Hei, bodoh," kata Jupiter dengan suara keras, berharap bisa memulai perkelahian diantara dua pria tersebut.

Salah satu pria berpaling ke arah yang lainnya dengan marah. "Apa katamu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun