Penyesalan selalu datang belakangan, begitu pula yang saya alami. Beberapa tahun lalu saya memiliki tabungan emas ketika harga emas saat itu masih di kisaran 900 ribu rupiah per-gramnya. Tapi, karena rasa malas saya, disertai kebutuhan saat itu, akhirnya saldo emas terpaksa saya jual semua dan tabungannya lama kelamaan hilang begitu saja.
"Coba dari dulu masih nabung sampai sekarang, harga emas sudah tinggi banget," cetus istri saya.
Pada akhirnya, saat istri sudah bersabda, maka saya sebagai suami harus mendengarkannya sambil menghela nafas pelan-pelan. Perkataannya memicu saya untuk mengumpulkan niat guna kembali memiliki tabungan emas sebagai salah satu instrumen investasi.
Sekelebat bayangan di masa depan seolah melintas bergantian. Betapa "horornya" jika anak sulung saya nantinya masuk kuliah, dan kebetulan bakal bersamaan dengan anak bungsu saya yang bakal masuk ke jenjang SMP.
Beuh, sangat menantang sekali di era "in this economy".
Maka, jika belakangan ini saya lebih sering merenung di teras rumah di malam hari sambil menyeruput kopi tubruk, bukan tanpa alasan. Itu semata untuk merangsang kerja otak mencari jalan keluar agar masa kini dan masa depan keluarga saya bisa selamat, aman dan sehat finansial.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Semesta seolah mendengarkan kerisauan saya ketika pada 8 Oktober 2025 lalu, Pegadaian meluncurkan aplikasi baru Tring! by Pegadaian, sebagai hasil rebranding dan transformasi dari aplikasi Pegadaian Digital.
Mengetahui berita itu, saya pun menguatkan tekad kembali untuk memulai membuka rekening tabungan emas melalui aplikasi baru Tring! by Pegadaian.
Lagi-lagi semesta memang sedang bekerja mendekatkan saya dengan aplikasi tersebut. Bagaimana tidak? Tak dinyana, Tring! by Pegadaian mengadakan event ekshibisi di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta. Tempat yang sehari-hari saya lewati saat berjalan dari Stasiun KRL Sudirman menuju Stasiun MRT Dukuh Atas untuk berangkat kerja di pagi hari, dan sebaliknya saat pulang kerja di sore atau malam hari.
