"Jauh Kak, rugi di BBM soalnya," tulisnya.
Ya sudah, tanpa basa-basi pula saya membatalkan pesanan tersebut meski saya tahu sebenarnya jaraknya tak begitu jauh. Saya paham, kemacetan parah telah membuatnya pilih-pilih orderan.
Kondisi itu terjadi saat saya usai berbelanja di kawasan Malioboro dan sejenak menikmati suasana ramai di titik nol kilometer. Tujuan saya memesan taksi online adalah ke Stasiun Lempuyangan.
Namun, berhubung tak ada taksi online yang mau, becak bermotor lah yang menjadi penolong. Rupanya, kendaraan ini lebih sat-set menembus kemacetan.
Geliat Arus Balik via Kereta Api di Stasiun Lempuyangan
Sabtu malam, atau H+3 lebaran, saya memang sudah memegang tiket kereta api menuju Jakarta. Hasil dari war tiket 45 hari sebelumnya.
Mempertimbangkan kemacetan yang menjalar ke mana-mana, maka sedini mungkin berada di stasiun adalah lebih baik daripada stres di jalan. Inilah salah satu kunci agar tidak ketinggalan kereta saat di Jogja, perhitungkan dengan baik risiko kemacetan di jalan.
Saya juga terpaksa mengurungkan niat nongkrong di warung bakmi Jogja karena takut kelamaan. Maklum saja, rata-rata warung bakmi Jogja bisa memakan waktu lebih dari 30 menit untuk menyiapkan seporsi pesanan. Apalagi jika pembelinya antre banyak.
Saya sudah berada di Stasiun Lempuyangan kira-kira 3 jam sebelum keberangkatan kereta. Inilah waktu ideal bagi calon penumpang, karena tidak akan terburu-buru mengejar kereta.