Kian Padat Penumpang, Yakin Pengguna Kendaraan Pribadi Mau Beralih Naik KRL?

Rupanya sudah makin banyak penumpang lama yang kembali lagi naik KRL setelah "rehat" akibat pandemi. Ditambah dengan hadirnya penumpang baru, maka wajar jika KRL CommuterLine di Jabodetabek kian hari kian padat. 

Ongkos yang terbilang murah menjadi salah satu alasan, di samping kecepatan dan sifatnya yang anti-macet. 

Nah, kini masyarakat sedang dihadapkan dengan kenaikan harga Pertamax ke harga 12.500 rupiah per liter mulai 1 April 2022 ini. Tingginya harga BBM sudah pasti bakal mengerek biaya transportasi. Tapi apakah mereka akan beralih menggunakan transportasi massal seperti KRL CommuterLine? 

"Nggak lah, males naik KRL, penuh," ucap seorang kawan yang tiap hari naik sepeda motor dari Bogor ke Jakarta. 

Malam hari pun padat penumpang di Stasiun Sudirman (foto by widikurniawan)

Bagi pengguna sepeda motor, kenaikan harga Pertamax mungkin tak terlalu berpengaruh. Mereka tinggal beralih lagi ke Pertalite. Toh, sebenarnya ongkos naik transportasi massal dari Bodetabek ke Jakarta sebenarnya justru lebih mahal daripada jika naik sepeda motor. 

Naik transportasi massal, terlebih yang beralih antarmoda, nyambung dengan MRT, Transjakarta hingga ojol atau taksi, jelas memerlukan ongkos yang lumayan juga. 

Berbeda dengan para pengguna kendaraan pribadi roda empat. Kenaikan harga Pertamax mungkin bakal berpengaruh, tapi barangkali tidak banyak yang akan beralih ke transportasi massal. 

Faktor kenyamanan menjadi pilihan utama kalangan pengguna mobil pribadi. Kecuali mereka yang sudah merasa lelah nyetir menembus kemacetan tiap hari. 

Bagaimanapun, tersedia sedikit pilihan alternatif transportasi massal bagi pekerja yang tinggal di Bodetabek dan bekerja di Jakarta. Terlebih bagi mereka yang terbiasa nyaman dengan naik kendaraan pribadi.

KRL Commuterliine sih ada, tapi yakin mau gabung desak-desakan dan saling dorong dengan penumpang lain?