Oke, kita nggak bicara merk dan kualitas masker, tapi harga eceran masker paling murah di pasaran adalah seribu rupiah. Andai seseorang butuh 3 masker dalam sehari, maka ia harus menyisihkan uang tiga ribu rupiah dalam sehari. Coba kalikan 30 hari, jumlahnya tembus ke angka 90 ribu rupiah untuk kebutuhan masker dalam sebulan.
Faktanya, saya sudah sering mendengar keluh kesah warga di perkampungan yang harus mengeluarkan uang nominal 30 ribu atau 50 ribu per bulan untuk iuran sampah.Â
Lha ini ujug-ujug alias tiba-tiba datang virus laknat yang menyebabkan seseorang harus mengeluarkan minimal 90 ribu rupiah tiap bulannya. Itu baru untuk seorang lho, belum kalau dia punya keluarga, punya anak dan juga istri.
Eh, belakangan di masa PPKM darurat ini muncul pula anjuran pemakaian masker ganda, yaitu masker medis dilapis masker kain. Bahkan bukan sekadar anjuran, karena moda KRL Commuterline yang biasanya dipenuhi oleh penumpang kelas menengah ke bawah, kini mewajibkan penumpangnya untuk memakai masker ganda.
Saya pun yakin jika kalangan tersebut bukanlah kelompok yang tahun lalu berjibaku memburu masker walau harganya selangit. Bukan, tentu saja bukan mereka.
Tapi kan virus corona ini bahaya banget?! Mau sayang uang atau sayang nyawa?
Iya paham, orang-orang itu, yang kelihatannya tidak menaati protokol kesehatan, juga tahu kok. Apalagi beberapa waktu belakangan corona makin mengganas dan banyak memakan korban.
Dan jangan samakan dengan mereka yang punya duit lebih tapi memang sengaja melanggar protokol kesehatan. Beda ya gaes. Kalau itu memang bebal dari sononya.
---
Yuk Berbagi Masker