Memang, kadangkala ada pembagian masker oleh instansi atau lembaga tertentu di jalanan. Biasanya orang yang tidak memakai masker lah yang jadi sasaran pembagian.
Namun, berdasarkan pengamatan di daerah seperti Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan sebagian Jakarta, yaitu area-area yang tiap hari kerap saya sambangi, kini tak lagi terlihat ada pembagian masker di jalanan.
Kegiatan seperti itu hanya gencar tahun lalu di awal-awal pandemi. Itupun jika seorang dapat selembar masker, apa efektifnya? Tak juga membuat orang yang benar-benar kesulitan membeli masker sehari-hari, jadi tergugah dan memaksakan diri untuk membelinya.
Donasi bagi-bagi masker teruntuk mereka yang kurang mampu, justru lebih efektif jika dilakukan oleh sesama warga masyarakat. Alangkah mulianya jika warga mampu yang peduli dengan protokol kesehatan, memiliki peran serta menjadikan donasi masker sebagai gerakan yang kontinyu, setidaknya di lingkungan masing-masing.
Caranya cukup sederhana. Misalnya kita menyediakan masker per kemasan isi 5 dan memberikannya minimal 1 atau 2 kemasan kepada mereka yang tiap hari berjibaku di jalanan dan beresiko tinggi terpapar virus corona.
Bisa saja kepada tukang ojek, kurir paket, pedagang keliling, pemulung, tukang tambal ban, dan lain-lainnya. Atau kepada mereka orang yang masih tidak memiliki pekerjaan dan sering terlihat luntang-lantung di sekitar lingkungan kita.
Ah, andai saja demikian.
Mungkin tak lagi ada orang yang terlihat memakai masker dekil atau tidak layak pakai. Semoga.