Bahkan sejak hari pertama lebaran pun warung-warung makanan yang buka mayoritas hanyalah warung bakso plus mie ayam. Warung lain mending tutup menikmati lebaran dan pemiliknya jajan bakso juga, hehe...
Ya, walau tidak pernah disebut sebagai makanan khas lebaran, tapi bakso adalah sesuatu yang lain. Dia datang menyelamatkan lidah yang terancam jenuh kebanyakan opor n friends.
Maka tak heran jika para penjual bakso rela tidak liburan pada hari lebaran. Momen seperti sekarang ini jelas berpotensi mendatangkan cuan sebanyak-banyaknya.
Jumat (14/5) siang, saya pun bergerak menuju warung bakso ternama di daerah saya. Warung tersebut baru buka jam 13.00 setelah shalat Jumat, tapi jam 13.05 ketika saya datang pengunjungnya sudah antre.
Bagaimanapun karena sudah terlanjur kepengen makan bakso, saya pun rela ikut antre. Terlihat abang penjualnya sedikit kewalahan melayani karena selain ada yang makan di tempat, banyak juga yang bermaksud take away alias ngebungkus.
Terlihat si abang penjual agak nyengir sambil mencoba mengingat detail pesanan orang tersebut. Tapi bagaimanapun sebagai penjual bakso berpengalaman tentu bukan kali ini saja ia menghadapi pembeli jenis itu.
Untungnya giliran saya, pesanannya relatif mudah bagi si abang bakso.
"Bang, bakso empat bungkus, komplit, yang dua tambahin pakai tetelan ya, dah itu aja," pesan saya.
"Siaaap!!"
Pada akhirnya, saya pun bisa menikmati bakso di rumah bareng keluarga. Lebih nikmat lagi karena masih ada sisa ketupat yang bisa dicampur ke kuah bakso. Hmmm, alhamdulillah nikmatnya.