Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Raisa Effects" dalam Geliat Ekonomi Kekinian

4 September 2017   21:26 Diperbarui: 5 September 2017   09:28 2610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah berita di Tribunnews tentang pernikahan Raisa-Hamish Daud. Dokpri

Hari-hari belakangan di sekitar Jabodetabek terasa panas sekali cuacanya. Hujan yang biasanya akrab membasahi bumi tatkala masyarakat sedang galau, kini bahkan tak setetes pun hadir. Bahkan di saat hari pernikahan Raisa dan Hamish Daud, hari yang sama di saat banyak orang pesta sate kambing. Lho kenapa ini? Kenapa langit tak mau ikut-ikutan larut dalam kegalauan, padahal kaum jombloers menangis dan meratap.

Namun, bukan berarti resminya Kakak Raisa dan Babang Hamish sebagai pasangan sah dalam ikatan perkawinan tidak menyisakan dampak spektakuler. Munculnya hestek Hari Patah Hati Nasional Jilid II, untuk apa lagi kalau bukan karena pernikahan mereka yang bikin banyak orang merasa patah hati, luka yang terpotek.

Maka, beragam situs media online pun berlomba-lomba mengangkat cerita dari segala sudut pandang untuk mendapatkan pembaca yang kepo. Ujung-ujungnya iklan pun ikutan ter-klik dengan suksesnya.

Di ranah infotainmen televisi, isinya pun seragam berlomba mewartakan dan menganalisa bertemunya Raisa dan Hamish dalam peraduan. Lagi-lagi media televisi akan untung dalam hal pemasukan iklan. Raisa effects dalam ranah ini terlihat menunjukkan taringnya.

Dalam ranah media sosial, melalui akun @raisa6690 (yang sepertinya patut dicurigai terinspirasi film Saras 008), doi dengan cepat meng-update gambar seputar prosesi pernikahan yang indah. Tentu saja tak lupa Raisa memention akun-akun pendukung seperti pihak wedding consultant, wedding organizer, pemandu adat, make up, photography, seserahan hingga sepatu. Merekalah yang berjasa di balik layar untuk menghadirkan pesta sakral yang menghebohkan jagat infotainmen dan media sosial. Sebuah tambahan signifikan untuk CV mereka yang akan berguna bagi kemajuan bisnis.

"Ini lho kami yang pernah diminta mendukung pernikahan Raisa-Hamish Daud," dan calon kustomer berikutnya bakal manggut-manggut kagum.

Tak salah jika pernikahan tersebut termasuk momen yang akan jadi acuan bagi para pasangan yang akan menuju pelaminan juga. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan muncul tren baru di ranah dunia per-wedding-an. Kebaya ala Raisa atau momen foto mengharukan ala Raisa-Hamish, pre-wedding ala Raisa, seserahan ala Bang Hamish, menu catering ala pernikahan Raisa, bahkan sampai kamar malam pertama mereka pun bisa jadi inspirasi yang akan dijual oleh para penyedia jasa acara pernikahan.

Sungguh tak terelakkan lagi, yang nikah siapa, yang ikutan untung ternyata orang banyak. Alhamdulillah ya.

Menanti The Next Raisa

Sekarang, yang patut ditunggu-tunggu publik adalah siapa pengganti Raisa sebagai salah satu The Indonesian Babes masa kini. Salah satu? Iyalah karena menurut penerawangan saya, beliau tidaklah berdiri sendiri, melainkan memainkan peran kolektif kolegial macam jajaran pimpinan KPK. Raisa bersama Isyana Sarasvati dan Chelsea Islan, memuncaki gelar The Indonesian Babes setelah di masa lalu secara tunggal, gelar tersebut bergantian disandang dari mulai Dessy Ratnasari hingga Dian Sastrowardoyo.

Apakah posisi Raisa akan tergantikan ataukah tetap menempatkan duo Isyana dan Chelsea? Belum terlihat gambaran yang jelas. Hanya saja ketika membicarakan nama seperti Via Vallen dan Nella Kharisma, agaknya masih jauh akibat jalan terjal bakal mereka lalui karena dua nama tersebut memilih dangdut sebagai kendaraannya.

Dulu, orang-orang mencari siapa the next Dian Sastrowardoyo yang patut disayang dan didambakan, dan para kandidat pun (meski sekedar kandidat) sudah lumayan beruntung kecipratan kue iklan dan diekspos ke sejumlah media. Meski pada akhirnya tidak ada satupun yang bisa dianggap sebagai pengganti sepadannya.

Era berganti dan kriteria bergeser, tiba-tiba muncul tiga nama Raisa, Isyana dan Chelsea Islan mengisi relung hampa pendambaan sosok wanita Indonesia yang layak didambakan. Hore, para jomblo pun bersorak.

Sekarang, tak peduli Raisa bakal masih eksis di dunia hiburan atau tidak, siap-siaplah akan muncul nama yang disebut sebagai the next Raisa. Kandidat yang sudah tertebak di awal bahwa akan sekedar menjadi kandidat karena memang Raisa bakal tak tergantikan dan terlalu indah serta dicintai (uhuukk...). Kandidat inilah yang diciptakan oleh semacam katakanlah perancang strategi marketing atau whatever lah istilahnya. Supaya khalayak penasaran bin kepo, supaya iklannya juga laris, supaya... ah sudahlah...

Yang jelas, belumlah akan reda dampak ekonomi akibat fenomena bernama Raisa. Lihatlah postingan di akun instagramnya, masih ada beberapa komentar spam "Sepatu ready 40rban" atau malah menawarkan "Iphone murah bisa dicicil". Mereka nyelip di antara komentar baper para netizen, mencoba mengail di genangan air mata para fans yang patah hati.

Atau bahkan dampak yang nyaris tak terpetakan dalam study ekonomi manapun. Seperti halnya seorang jomblo akut patah hati yang merasa perlu menenangkan diri di warung es kopi susu demi mendinginkan hati dan cuaca yang kadung panas. Lumayanlah, hitung saja berapa gelas es kopi susu dikalikan sekian ribu jomblo yang bakal menghasilkan keuntungan signifikan. Tak lupa es kopi susu difoto dan di-upload ke medsos biar makin ngetop dan laris.

Atau malah orang-orang yang rela begadang memproduksi meme untuk mengganti wajah pengantin pria dengan wajah mereka, lalu diupload ke mana-mana lalu beredarlah di medsos, lalu tertawalah mereka gembira lalu bersoraklah provider internet dan penjual kuota data, lalu... ah segitunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun