“Terima kasih Mas, ini terompet kedua yang laku hari ini, padahal saya sudah dua kali makan di warung itu, sekali makan lima belas ribu Mas...”
Jika hari itu adalah hari pertama Sahir berjualan terompet, masih ada dua hari dan dua malam lagi kesempatan Sahir untuk meraup untung.
“Saya yakin kok Mas, malam tahun baru pasti laris,” ucapnya menutup pembicaraan.
Sebuah semangat optimistis dari pedagang sekaligus petualang. Malam ini, ketika dunia bersiap merayakan pergantian tahun, aku membayangkan terompet-terompet Sahir laris diserbu pembeli.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!