Pemalang, Jawa Tengah --- Dunia pendidikan terus berkembang seiring meningkatnya kesadaran guru untuk berperan sebagai peneliti di kelasnya sendiri. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai inovator yang mampu merefleksikan dan memperbaiki proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Menurut (Solehan Arif, 2023), PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan tujuan memperbaiki proses belajar mengajar agar lebih efektif dan bermakna. Senada dengan itu, (Hermina, 2025) menegaskan bahwa PTK menjadi sarana penting bagi guru untuk memahami situasi pembelajaran yang sebenarnya, sekaligus menemukan solusi praktis terhadap permasalahan nyata di lapangan.
Melalui pendekatan ini, guru diajak untuk melakukan empat tahapan inti, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi (Alfaqih et al., 2023). Siklus tersebut menjadikan guru lebih peka terhadap kondisi kelas, lebih kreatif dalam menyusun strategi, dan lebih profesional dalam menilai efektivitas pembelajaran.
Permasalahan Pembelajaran di SDN 01 Bantarbolang
Permasalahan pembelajaran di SDN 01 Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, yang menjadi lokasi observasi oleh Widia Suciati, mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang (UNNES). Hasil wawancara dan pengamatan menunjukkan adanya tiga persoalan utama dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) kelas III dengan topik Komponen Biotik dan Abiotik.
Pertama, masih terdapat siswa yang belum lancar membaca, terutama dalam memahami teks bacaan yang digunakan saat belajar IPAS. Kondisi ini berdampak pada kemampuan mereka mengikuti penjelasan dan menyelesaikan tugas.
Kedua, media pembelajaran masih terbatas, guru hanya menggunakan gambar dua dimensi tanpa alat peraga konkret.
Ketiga, kegiatan belajar masih berpusat pada guru (teacher-centered), sehingga partisipasi siswa belum optimal.
Masalah-masalah tersebut sejalan dengan temuan (Aminarti et al., 2024) yang menyebutkan bahwa banyak guru SD masih menghadapi kesulitan dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan akibat keterbatasan sarana dan metode.
Solusi Inovatif untuk Pembelajaran yang Lebih Bermakna
Solusi yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Meningkatkan Literasi Dasar dengan Model GRR dan Repeated Reading
Untuk membantu siswa yang belum lancar membaca, diterapkan model Gradual Release of Responsibility (GRR). Melalui tahapan demonstration, guided practice, collaborative practice, dan independent practice, guru secara bertahap memindahkan tanggung jawab membaca dari dirinya kepada siswa.
Pendekatan ini diperkuat dengan Repeated Reading, di mana siswa membaca teks yang sama secara berulang untuk meningkatkan kelancaran dan pemahaman (Riwanda et al., 2025). Strategi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
2. Menghadirkan Pembelajaran Konkret Lewat Diorama Ekosistem
Untuk mengatasi keterbatasan media, digunakan media diorama ekosistem berbasis Project Based Learning (PjBL). Hasil penelitian (Rahma et al., 2025) menunjukkan bahwa diorama membantu siswa memahami konsep biotik dan abiotik melalui pengalaman visual dan kinestetik yang konkret.
Siswa diajak membuat miniatur lingkungan yang menggambarkan hubungan antara makhluk hidup dan benda tak hidup. Aktivitas ini mengasah kreativitas, kerja sama, dan keterampilan berpikir kritis.
3. Menerapkan Student Centered Learning dan Media Digital Interaktif
Untuk mengubah pola pembelajaran yang berpusat pada guru, pendekatan Student Centered Learning (SCL) diterapkan dengan dukungan berbagai media digital seperti NearPod, Wordwall, dan komik digital (Rabeka Putri Aini, 2024; Refanda & Dzarna, 2023).
Siswa didorong untuk berdiskusi, bereksperimen, dan belajar secara aktif sesuai minat serta gaya belajarnya. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing jalannya kegiatan belajar.
Melalui penerapan Penelitian Tindakan Kelas, para pendidik diharapkan semakin berdaya menciptakan pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan bermakna bagi peserta didik Indonesia.
Daftar Pustaka
Alfaqih, B., Hoirunnisa, F., Sa'diyah, M. S., Khoerunnisa, N. I., & Pauziah, N. (2023). Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Kreativitas Mahasiswa, 1(1), 2023.
Aminarti, F., Ayumi, A., & Siregar, D. S. (2024). Studi Pustaka Tentang Karakteristik , Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). TARBIYAH: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pengajaran, 3, 294--301.Â
Rabeka Putri Aini. (2024). Menelusuri Media Pembelajaran: Solusi Kreatif Untuk Pembelajaran Ipa di Sekolah Dasar. JURNAL MADINASIKA Manajemen Pendidikan Dan Keguruan, 5(2), 48--57. https://doi.org/10.31949/madinasika.v5i2.7689Â
Rahma, S., Afendi, A. H., Rizal, F., & Hidayat, S. (2025). Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa melalui Penerapan Media Diorama Pada Materi Ekosistem Kelas 3 di SDN Pegambiran 2 Kota Cirebon. Jurnal Jendela Pendidikan, 5(01), 28--35. https://doi.org/10.57008/jjp.v5i01.1207Â
Refanda, F. R., & Dzarna, D. (2023). Penerapan Metode Student Centered Learning pada Siswa Kelas 2 SD Muhammadiyah Kaliwates Jember. Journal of Education Research, 4(4), 2050--2057. https://doi.org/10.37985/jer.v4i4.427Â
Riwanda, M., Chandra, & Syam, S. (2025). Strategi Guru dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Lancar Level 3 di Kelas Rendah. Jurnal Ilmu Pendidikan, Bahasa, Sastra Dan Budaya, 3(3), 75--82.Â
Solehan Arif, S. O. (2023). Penelitian Tindakan Kelas (Cetakan Pe, Vol. 17). Mitra Ilmu. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI