Ia yang kuanggap Cinta juga merasakan cinta. Namun, bukan denganku. Tapi dengan yang lain.
Cintta mengapa kau berbeda, mengapa kau Tega?Â
TidakÂ
Tidak
Tidak
Aku yang bodoh. Yang ku alami bukan Cinta.Â
Sebab sesuatu yang kuanggap Cinta tidak meneladani tempat asal ia bermula. Dari Yang Maha Kuasa. Cinta ini memikirkan dirinya sendiri, tidak puas dengan satu saja, dan merasa diri sangat berharga.Â
Hingga arah Cinta yang akan kubawa adalah bohong dan sia-sia, sebab asalnya saja sudah tidak jelas bagaimana dengan akhirnya, bukan?
Untuk itu, bagi para sahabat yang pernah merasakan ditinggalkan dalam ketulusan yang kalian upayakan, usahakanlah ketulusan itu tidak pernah meninggalkan hakikatnya, yakni cinta yang masuk akal. Cinta harus menggunakan rasio, sebab Yang Maha Kuasa memberikan rasio untuk segala hal, termasuk dalam menjalani Cinta.
Sempat
Aku merasa tidak berdaya dan terpuruk karena sesuatu yang kuanggap cinta ini.