Mohon tunggu...
Widia Devi Kumala Sari
Widia Devi Kumala Sari Mohon Tunggu... Guru - Wanita Pembelajar

Saat ini, wanita yang menyukai warna soft tersebut aktif mengikuti kuliah di Institut Ibu Profesional batch 8. Ia juga mengupgrade ilmu parenting agar bisa membersamai anaknya menemukan bakat dan minatnya dengan baik. Harapannya ia bisa melanjutkan study master pendidikan bahasa Jerman dan dapat mewujudkan cita-cita menjadi dosen. Selain itu, ia juga berharap untuk bisa mendirikan LBB sendiri di bidang Bahasa Jerman dan mata pelajaran lainnya untuk anak SD-SMP-dan SMA. Belajar terus sampai akhir hayat, berusaha jadi orang yang lebih baik dari hari ke hari, bermanfaat untuk banyak orang, jujur dan selalu bahagia adalah kunci hidupnya saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menuju Jerman, 2 Januari 2014

5 Januari 2014   23:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tahun baru kulalui dengan bakar jagung dan ayam dengan teman-teman. Tanggal 1 istirahat meskipun tidak bisa istirahat karena harus pamit sama saudara-saudara dekat rumah untuk pergi ke Jerman, dan teman-teman keluarga besar watadoz pun main kerumah meskipun hari sudah malem pake banget, ya kira-kira jam 11 malem. Inilah perpisahan sementara untuk setahun.

Yup esoknya, tanggal 2 Januari pun datang. Aku harus bangun jam 4 pagi untuk mempersiapkan segalanya. Tiket keberangkatan pesawat ke Jakarta yang sudah kupesan tertera pukul 10.25. Tapi orang tuaku selalu mengingatkan, kita harus sampai di bandara pagi hari untuk menghindari kemacetan. Okay aku pun nurut. Satu mobil dengan ayah, ibu, kakak beserta istri dan anaknya, dan juga adik.

Sesampai di bandara pun kepagian. Haha no macet waktu itu. Pukul setengah 7 sudah sampai di bandara. Alhasil karena malam sebelumnya tidurku terlalu malem, ngantuk sangat tak tertahankan di pagi itu. Kami pun menunggu di parkiran mobil sebelum masuk bandara. Aku dan keluarga makan bersama di pelataran halaman parkiran mobil di bawah pohon hijau yang gak seberapa rindang.

Waktupun berlalu, datanglah muridku dari SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo, Arveila namanya. Dia sosok murid yang pintar dan sangat perhatian. Dia datang bersama teman perempuannya dari SMA 3 Sidoarjo. Dia membawakanku sebuah kenang-kenangan, yaitu tas pesta. Hahaha danke Arveila. Setelah dia pamit pulang, datanglah lagi satu temanku, mbak Aida. Dia kakak kelasku di kampus. Dia mengantarkanku sampai pintu security check di bandara. Dia dalam waktu dekat ini juga akan ke Jerman tepatnya di daerah Muenchen. Kota terbesar ketiga di Jerman setelah Berlin dan Hamburg. Danke auch mbak Aida. Perpisahan pun dimulai. Keluargaku dan aku harus berpisah. Aku sangat gak menginginkan adanya tangisan,karena kalau aku udah nangis gak akan bisa berhenti dengan cepat. Hmm mama pun menangis, oh nooooo. Stop mama please. Aku pun berusaha sekuat tenaga untuk memendam biar gak keluar air mata. Lumayan berhasil hehehe. Aku sayang keluargaku, luv u all my family, see you all next year.

Koperku seberat 26 kg. Untuk Surabaya-Jakarta bagasi maximal hanya 15 kg naik lion air. Terpaksa deh kena charge. Per kg kena Rp 13.200,00. Aku biarkan kena charge karena dari Jakarta-Jerman bagasi maximal 30 kg. Huhuhu lumayan berat banget koperku. Badanku ae Cuma segini (cungkring/langsing??)hahahaha. Di bandara Juanda aq harus nunggu 2 jam setengah dari penerbangan yang sudah dijadwalkan sebelumnya yaitu 10.25. Delayed pesawatnya, nuggu perjalana dari Jeddah. Pukul 13.00 pas pesawat take off ke Jakarta, Bandara Soekarno Hatta. Aku duduk bersebelahan dengan mahasiswi semester 3 dari Surabaya yang kuliah sastra mandarin di Universitas Swasta di Jakarta. Dan… karena aku ngantuk sangat, aku pun tertidur di pesawat besar yang belum pernah aku tumpangi sebelumnya. Pesawat lion air yang dari Jeddah itu tingkat lho.

Sekitar jam 3 sore aku baru fix ambil bagasi/koper di tempat baggage claim di bandara. Setelah itu aku langsung menuju terminal 2. Terminal 2 itu untuk penerbangan mancanegara. Aku menuggu shuttle bus kuning milik bandara. Yup dan bus itu membawaku langsung ke terminal 2. Koperku seberat itu, belum lagi tas punggungku dan tas tangan yang lumayan berat dengan badan selangsing ini. Hahaha tak bias dibayangkan lagi. Aku pun dibantu supir shuttle bus untuk mengangkat koper, dan yaaaaa Rp10.000,00 untuk kuberikan beliau. Itung-itung buat beli kopi.

Jam 18.00 tet… aku pun masuk security check, aku check in dan melewati petugas imigrasi untuk stempel visa. Klapp, aku harus menunggu di ruang tunggu karena gate untuk penerbanganku ke Jerman belum dibuka. Oh ya pesawat yang kutumpangi yaitu Malaysia Airlines. Jadi aku harus transit dulu di Bandara Kuala Lumpur. Kemudian lanjut Kuala Lumpur-Frankfurt, Jerman. Oh ya, bagasi dari Jakarta langsung ke Frankfurt lho, jadi meskipun transit ga usah bingung cari koper. Hehhee. Alhamdulillah, bayangin kalau pakai otong-otong koper, pasti aku gak kuat dan sedih banget.

Tiba di kuala lumpur aku bergegas mencari security check untuk transit. Waktu transitku hanya sejam pula, dengan waktu delay pesawat 15 menit. Hmm bandara Kuala Lumpur itu gede banget dan sangat bersih. Aku ketemu bule Jerman, dan aku yakin dia juga mau pergi ke security check. Aku ngikutin dia dari belakang, hahahah mau gimana lagi. Masih awam. Transit di Malaysia itu naik kereta dulu. Lalu security chek dan.. wow.. aku berada diantara sarang penyamun. Aku diantara bule-bule yang mau terbang ke Frankfurt ataupun yang sedang transit di Frankfurt.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun