Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Parade Karya dari Perhimpunan Panti Asuhan Tertua di Batavia

27 September 2015   20:45 Diperbarui: 28 September 2015   12:32 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Anak-anak dan pengurus berfoto di depan gedung utama Panti Sosial Asuhan Anak yang dibangun pada tahun 1910. Sumber gambar: dokumen PSAA Vincentius Putra. Direproduksi oleh Mancil Harsoyo."][/caption]“Kak Widha kok baru dateng sekarang?” sambut seorang anak yang sedang mengangkat alat musik kolintang bersama teman-temannya. Sembari menjawab pertanyaan anak tersebut, dalam hati saya menyesali kedatangan saya yang terlambat. Duh, ketinggalan pertunjukan kolintang, deh. Gemas rasanya.

Tak hanya kolintang, anak-anak Panti Sosial Asuhan Anak Vincentius Putra memang punya banyak keahlian dan keterampilan yang biasa mereka tampilkan dalam berbagai acara. Kali ini mereka tampil di hadapan pengunjung Panti Asuhan Fair 2015, yang terselenggara pada tanggal 26 dan 27 September. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari perhelatan panjang menyongsong 160 tahun berdirinya Perhimpunan Vincentius Jakarta.

Panti Asuhan Fair 2015 adalah festival yang digagas oleh Perhimpunan Vincentius Jakarta dalam rangka mengenalkan kepada publik mengenai karya pengasuhan yang telah mereka mulai sejak tahun 1855 (tertua di Batavia). Berawal dari nama asli Vereeniging van den H. Vincentius a Paulo, perhimpunan sosial ini digagas oleh sekumpulan misionaris di Hindia Belanda yang merasa prihatin dengan banyaknya para serdadu Belanda yang meninggalkan anak dan istrinya ketika kembali ke Negeri Kincir. Anak-anak ini banyak yang terlantar karena sang ibu tidak mampu memberikan penghidupan yang layak paska ditinggal oleh para serdadu. Karena itulah, sekumpulan misionaris tersebut membuat sebuah lembaga sosial yang membantu penghidupan dan kebutuhan anak-anak yang malang ini.

Kini, lembaga tersebut dikenal dengan sebutan Perhimpunan Vincentius Jakarta (PVJ) dan menaungi beberapa panti asuhan serta institusi pendidikan yang menunjang kebutuhan belajar anak-anak panti. Di antaranya adalah Pondok Si Boncel (untuk usia bayi hingga TK), Desa Putera (usia SD-SMA), Panti Sosial Asuhan Anak Vincentius Putra (SD-SMA), dan Vincentius Putri (SD-SMA). Sementara itu, institusi pendidikan Sint Joseph adalah sekolah yang menyediakan layanan pendidikan berbagai jenjang bagi anak-anak panti dan kalangan umum.

Semua panti dan institusi pendidikan yang bernaung di bawah PVJ itulah yang mengisi acara Panti Asuhan Fair 2015. Berlokasi di lapangan Panti Sosial Asuhan Anak Vincentius Putera (Jalan Kramat Raya No. 134, Jakarta), siapa saja boleh datang berkunjung ke sini tanpa dipungut biaya. Pertama-tama, pengunjung akan disambut oleh booth yang menjual makanan serta karya seni hasil tangan anak-anak panti. Di panggung, acara terus bergulir, mengumumkan pemenang lomba menggambar, mewarnai dan talkshow untuk remaja. Sesekali, pembawa acara berkeliling ke area makan untuk memberikan hadiah kepada pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan seputar acara.

[caption caption="Ini empat anak yang menyambut kedatangan saya dengan menyesal karena saya tidak menonton pertunjukan kolintang mereka. Duh maaf dek. (Dokumen pribadi)."]

[/caption]

Sedikit berjalan ke area yang lebih belakang, saya terkesiap. Di sana, lapangan parkir telah disulap menjadi rumah mungil klasik berfasad batu kali. Pada dinding depannya tertulis ‘Panti Masa Lalu’. Begitu masuk di dalamnya, saya menjadi benar-benar gembira. Rumah klasik itu rupanya adalah area eksibisi yang telah disekat-disekat menjadi ruangan-ruangan kecil. Setiap ruangan digunakan sebagai tempat pameran masing-masing panti. Di area terdepan, saya dimanjakan secara visual oleh dekorasi Panti Sosial Asuhan Anak Vincentius Putra tempo dulu. Beberapa perabot dari masa Hindia Belanda dipajang menjadi instalasi yang dapat sekaligus menjadi booth berfoto. Jika ingin, hasil fotonya dapat dicetak pada mug atau kaos. Cukup membayar Rp50.000, Anda sudah dapat membawa pulang hasil foto sekaligus menyumbang untuk anak-anak panti. Saya yang sangat menggemari  suasana jadul dan kuno langsung antusias berfoto di depan background yang bergambar replika bangunan Vincentius Putera tampak muka.

[caption caption="Area eksibisinya dibuat seperti ini. Menarik ya! (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Instalasi meja kerja dan galeri foto-foto tua koleksi panti. (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Saya meminta tolong seorang anak untuk memotret saya di booth berlatar Vincentius Putra era dulu.Tak lupa, pinjam sorjan milik Bruder. Jadinya kece ya. Haha! (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

Setelah itu saya melangkah ke ruang pamer yang dihias oleh foto-foto jadul dari tahun 1800-an. Anak-anak membagikan flyer yang isinya mengisahkan tentang sejarah panti-panti di bawah naungan PVJ. Ah asyik sekali, rasanya seperti berkeliling museum. Beranjak memasuki area Panti Desa Putra, saya terkagum-kagum melihat tempat tidur velbed tingkat yang setiap harinya digunakan oleh anak-anak panti untuk beristirahat.

[caption caption="Velbed tingkat yang hingga sekarang masih digunakan oleh penghuni Panti Asuhan Desa Putra. (Dokumen Pribadi)"]

[/caption]

Berbeda panti untuk anak laki-laki, maka berbeda pula untuk anak perempuan. Ruang pamer milik Panti Asuhan Vincentius Putri didominasi oleh benda ekstrakulikuler mereka, yang kebanyakan adalah alat jahit. Saya sempat berkenalan dengan Andra, yang aktif mendesain pakaian dan merealisasikannya menjadi busana siap pakai. Setelah itu, rute ruang pamer membawa saya ke dunia anak-anak, yakni ruang pamer Pondok Si Boncel. Ruangan ini adalah satu-satunya yang memiliki ruang bermain untuk anak. Tak heran, ruangan ini dipenuhi oleh anak-anak yang bergantian bermain perosotan mini dan berlari-larian. Ramai dan menyenangkan, meski sejumlah pengasuh panti tampak kerepotan menghalau anak-anak ini.

[caption caption="Andra, anak Panti Asuhan Vincentius Putri yang gemar mendesain pakaian. Hai Andra! (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Ruang pamer Pondok Si Boncel. Benar-benar area bermain untuk anak-anak. Auranya menyenangkan! (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Anak-anak juga dikaryakan sebagai panitia dalam ajang ini. Yang sedang menengok kamera adalah satu siswa yang berproses bersama saya di kelas. Halo Kenny! (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

Di ujung area eksibisi, saya bertemu dengan anak-anak SMP dan guru SMA-STM Sint Joseph yang menjaga pojok ekstrakulikuler berkebun dan robotik. Sementara anak SMP menjelaskan kepada saya kegiatan menanam sayur-sayuran, guru SMA dan STM memamerkan sejumlah penghargaan yang diraih dari konsentrasi pelajaran mereka di bidang mekanik. Puas berkeliling dan berfoto di area eksibisi ‘Panti Masa Lalu’, pada bagian lain pelataran parkir yang lain saya menemukan sebuah lokasi dropbox untuk menaruh buku-buku bekas. Buku-buku ini nantinya akan didistribusikan ke panti-panti dan menjadi referensi belajar untuk anak-anak.

Sebelum pulang, beberapa anak memberitahu saya bahwa sore pukul lima sore, Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo akan datang ke Panti Asuhan Fair 2015 dan memimpin misa di situ. Selain itu, malamnya, anak-anak akan tampil dalam pentas seni drama dan musik. Bahkan, kolintang yang gagal saya tonton tadi akan tampil lagi saat pentas seni!  Ah sayang sekali, saya terlebih dulu punya tugas yang harus saya kerjakan di tempat lain. Pundung, saya pun pamit pulang kepada murid-murid yang saya temui. Sembari menyesali diri untuk kedua kali, saya pun berjanji di dalam hati akan menulis artikel ini.

Anda juga boleh, lho, datang ke panti-panti ini suatu hari. Mereka rajin mengadakan pameran fotografi dan konser musik, tak hanya di dalam tetapi juga di luar panti. Datang dan ikutlah melelang hasil karya mereka! Bahkan, Anda yang penasaran dengan serunya keseharian anak panti dapat ikut program live in yang biasanya dibuka pada musim liburan sekolah.

[caption caption="Sayang tidak banyak dari kita mengetahuinya ya. Padahal kalau bisa, kita bisa berpartisipasi datang dan menaruh buku di situ. (Dokumen pribadi)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun