Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembiasaan Literasi di SMPN 164 Jakarta Selatan

12 Januari 2023   13:46 Diperbarui: 12 Januari 2023   13:58 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid-murid mendengarkan arahan guru. (Foto: Dokumentasi sekolah)

Kamis pagi yang cerah. Bunga anggrek bulan di depan sekolah mulai merekah. Bunga bugenvil pink, putih, dan ungu tak mau kalah. Bunga-bunga itu seakan berlomba memperlihatkan kecantikannya. Bunga-bunga itu tak mau kalah dengan cantiknya guru-guru perempuan yang mengajar di SMPN 164. Bunga-bunga itu seakan-akan ikut bersekolah.

 

Pagi ini berlangsung pembiasaan literasi di SMPN 164. Lebih dari 800 anak berada di halaman sekolah. Sekumpulan anak-anak berbaju putih itu duduk rapi bak melati dari Jayagiri yang pada saatnya nanti siap mengharumkan negeri. Di sisi lain, lebih dari 50 orang pendidik dan tenaga kependidikan mengisi ruang-ruang kosong berbaur dengan murid-murid. Semuanya berbaju batik. Pemandangan pun menjadi kontras.

Murid-murid tekun menyimak arahan para guru. (Foto: Dokumentasi sekolah)
Murid-murid tekun menyimak arahan para guru. (Foto: Dokumentasi sekolah)

Tema literasi pagi ini adalah tentang aplikasi nilai-nilai Pancasila. Bu Mina, Bu Irma, dan Pak Andi silih berganti memandu acara. Ketiganya adalah guru PPKN di sekolah ini.  Bu Irma dengan suara serak-serak basah mengawali acara dengan mengajak seluruh murid berdoa kemudian membaca surah Al Fatikah. Selanjutnya, semua peserta literasi menyanyikan lagu wajib nasional Garuda Pancasila karangan Prohar Sudharnoto.

"Siapa yang bisa menyebutkan aplikasi nilai sila pertama dari Pancasila di sekolah kita?"

Maju satu anak perempuan dengan percaya diri.

"Pembiasaan berdoa sebelum belajar, pembiasaan bertadarus Al Quran, pembiasaan  Asmaul Husna, saling menghormati antarpemeluk agama."

"Betulkah jawaban temanmu tadi anak-anak?"

"Betul, betul, betul  Bu."

"Ok, ini apresiasi dari sekolah untukmu."

"Alhamdulillah,  terimakasih Bu."

Tampil Pak Andi, guru muda dengan gagah perkasa, lalu bertanya.

”Siapa yang bisa menyebutkan aplikasi nilai kedua Pancasila di sekolah kita?”

Tampil satu anak lagi ke depan dengan senyum megembang sepanjang jalan.

"Tidak membuly teman, saling menghargai sesama teman Pak."

”Apakah jawaban temanmu tadi betul anak-anak?”

”Betul Pak.”

”Ini apresiasi dari sekolah untukmu.”

”Terimakasih Pak.”

”Bagaimana anak-anak, lanjut?"

”Lanjut, lanjut, lanjut.”

”Ok, siapa yang bisa menjelaskan aplikasi sila ketiga dari Pancasila di sekolah kita?”
Maju lagi satu anak perempuan dengan rambut terurai panjang ke depan panggung.

”Aplikasi sila ketiga dari Pancasila di sekolah kita yaitu adanya pelaksanaan upacara bendera sebagai wujud cinta tanah air Pak."

”Betulkah jawaban temanmu tadi anak-anak?”

”Betul, betul, betul.”

”Siapa yang bisa menyebutkan aplikasi sila keempat di sekolah kita?”

”Saya Pak, maju 2 anak laki-laki ke depan panggung.”

Dua orang murid menjawab pertanyaan guru. (Foto: Dokumentasi sekolah)
Dua orang murid menjawab pertanyaan guru. (Foto: Dokumentasi sekolah)

”Saling bermusyawarah saat memutuskan masalah Pak.”

”Bagaimana jawaban temanmu tadi?”

”Betul Pak.”

”Ok, ini apresiasi dari sekolah atas keberanianmu.”

”Terimakasih Pak/Bu.”

”Selanjutnya, siapa yang bisa menjelaskan aplikasi sila kelima di sekolah kita?”

”Saya Pak, maju satu anak perempuan dan naik ke atas panggung permanen di bawah tiang bendera.”

"Pembiasaan Jumat bersih dengan bergotong royong Pak/Bu."

”Bagaimana jawaban temanmu tadi?”

”Betul Pak/Bu.”

Nah anak-anak beberapa temanmu telah membantu kegiatan literasi pagi ini dengan menyebutkan aplikasi kelima sila dari Pancasila. Tentunya masih ada lagi yang belum disebutkan oleh teman-temanmu. Misalnya, pelaksanaan shalat Jumat di sekolah kita, saling membantu saat membuat ecoprint, membuat gantungan kunci, bermain sepak bola, dll. Sekarang tiba waktunya kalian menulis satu paragraf saja dari aplikasi nilai-nilai Pancasila di sekolah kita.

Anak-anak segera mengeluarkan buku dan alat tulisnya. Kemudian masing-masing asyik membuat karya literasi menulis. Sementara para murid menulis, guru-guru berkeliling memastikan bahwa semua anak mengerjakan tugas sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Pak Andi dan Bu Irma. Waktu terus berlalu, sepuluh menit kemudian Bu Irma bertanya.

”Siapa yang berani membacakan karya literasi menulisnya di depan?”

”Saya Pak.”

Satu anak perempuan maju kemudian membacakan karyanya.

”Sekolah kita adalah sekolah yang ramah anak. Semua anak dilindungi dengan aturan dan tata tertib sekolah. Semua anak diberikan kesempatan mengaktualisasikan kemampuannya baik akademik mapun nonakademik. Pada hari-hari tertentu anak-anak dibimbing menghafalkan dan mengamalkan Asmaul Husna bagi yang beragama Islam, saling menghargai sesama teman, melakukan upacara bendera pada hari Senin dan hari-hari besar lainnya, mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan, dan bergotong royong. Semua kegiatan tadi merupakan aplikasi dari nilai-nilai Pancasila.

 

"Wow, wow, wow,  literasi yang mantul, mantap betul. Tepuk tangan yang meriah."

Bumi pun bergetar, ketika 800 -an anak dan 50 -an guru bertepuk tangan bersama.

”Siapa lagi yang mau membacakan karya literasi menulisnya?"

“Maju dua orang anak dari sisi kiri panggung. Keduanya berjalan cepat, naik ke panggung dan terdengar bunyi bel tanda waktu pembiasaan literasi berakhir. Sebagian besar anak mendesah, yaaah.

Mereka kecewa karena belum mendapatkan kesempatan mengaktualisasikan dirinya. Pak Andi dan Bu Irma turun dari panggung. Pak Muchtar menggantikan.

 

"Mohon maaf anak-anak waktu untuk pembiasaan literasi telah berakhir. Pak Guru dan Bu Guru memahami kekecewaan kalian yang belum sempat maju tetapi tenang masih ada waktu lagi beberapa hari ke depan. Kini waktunya kalian secara bergiliran berdiri, berbaris dan berjalan menuju kelas masing masing. Dimulai dari kelas 7.

Kemudian kelas 8, dan terakhir kelas 9.”

Anak-anak berdiri, berbaris dan berjalan menuju kelas masing-masing sesuai arahan Pak Muchtar. Sementara itu para guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama mengiringi anak didiknya menuju ruang kelas.

Peserta didik melipat karpet. (Foto: Dokumentasi sekolah)
Peserta didik melipat karpet. (Foto: Dokumentasi sekolah)

Sementara itu gabungan beberapa anak dari 24 kelas yang piket pada hari Kamis bergotong royong melipat karpet. Sungguh pemandangan yang mengagumkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun