"Kenapa kamu minta cerai, dik ?" Tanya Tarjo
"Kamu suami yang tidak bertanggung jawab, mas. Kamu pergi berbulan-bulan tanpa memberi nafkah padaku." Â Jawab Arti, masih tetap dengan pandangan lurus.
"Aku pulang, hanya untuk menenangkan diri, dik." Tarjo bela diri.
"Kamu enak-enakan sendiri di sana, sedangkan aku, istrimu kamu biarkan tidak diberi nafkah lahir maupun batin. Aku juga manusia biasa, mas, aku masih normal." Arti mulai dengan nada tinggi. Tarjo pun akhirnya kesal juga dan dia mengungkit semua hal selama istrinya bekerja di Saudi. Cekcok mulut kembali terjadi lagi dan berakhir pada perceraian. Tarjo pulang ke kampungnya. Dalam perjalanan pulang, Tarjo melamun, membayangkan kembali semua kenangan indah ketika Arti, istrinya itu masih lugu dan sederhana. Tapi kini, semua telah hancur dan tak mungkin dapat disatukan kembali.
                               -----oo0oo-----