Pada kesempatan Temu Teater Se-Sumatera 2021 ini, Abdul Muluk dari sesa Muarojambi yang tampil mengisi malam ke dua jadwal pertunjukkan. Para pelakon dalam pertunjukkan Abdul Muluk tersebut merupakan pelaku lama atau tetua-tetua yang dahulunya bergiat dalam Abdul Muluk, dan juga pemuda desa Muarojambi yang tergerak untuk melestarikan Abdul Muluk.
Mukhtar Hadi atau yang akrab dipanggil Borju, salah satu pemuda yang terlibat dalam pementasan Abdul Muluk mengatakan bahwa naskah pementasan Abdul Muluk kali ini dibuatnya dari hasil wawancara dengan tuo tengganai di kampungnya, yang dulu pernah melakoni kesenian Abdul Muluk. Menurutnya, naskah Abdul Muluk tersimpan dalam memori ingatan mereka.
Berdasarkan catatan Borju, naskah Abdul Muluk sudah ada sejak abad ke -18. Penulisnya antara Raja Ali Haji dan Raja Saleha.Tahun 1960 -- 1998, seni teater Abdul Muluk terus berkembang, walau melalui pasang surut. Tahun 1998 -- 2013, kesenian ini tidak pernah dimainkan lagi di wilayah Desa Muara Jambi. Tahun 2014 hingga sekarang, Kesenian Abdul Muluk kembali dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Muara Jambi, tulisnya.
Sebagai suatu seni, teater Abdul Muluk merupakan teater rakyat yang pada awalnya hanya dibacakan naskahnya, kemudian berkembang menjadi pertunjukkan teater. Dialog dalam pertunjukkan Abdul Muluk yang menggunakan bahasa melayu tidak lah kaku, ia juga berisi dialog banyolan yang mengundang tawa penonton. Uniknya tokoh perempuan dalam teater Abdul Muluk diperankan oleh laki-laki.Â
Saat ini, komunitas Rumah Menapo desa Muarojambi tengah melakukan upaya pelestarian teater Abdul Muluk yang terancam kepunahan karena kepungan Zaman. Kita semua patut mengapresiasinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI