Mohon tunggu...
Gwen
Gwen Mohon Tunggu... Pelajar

Individu yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Seni

"Wanita Duduk Telanjang" oleh Affandi

14 Maret 2025   14:13 Diperbarui: 14 Maret 2025   14:12 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Wanita Duduk Telanjang 

Aurelius Gwen Andjara Abimanyu Rahmadi 

Carolus Barra Bhimasena 

Kenzie Waradana Raharja 

Pada hari Kamis, 27 Februari 2024 kami pergi ke Museum Affandi yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto No.167, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Kami pergi ke Museum Affandi dengan maksud untuk membedah salah satu karya lukis Affandi Koesoema yang membuat kami tertarik, yaitu lukisan dengan judul "Wanita Duduk Telanjang".

Lukisan "Wanita Duduk Telanjang" karya Affandi dilukis pada tahun 1948 dengan menggunakan medium Oil on Canvas. Lukisan "Wanita Duduk Telanjang" menggunakan aliran realisme dan berukuran 7963 cm. Pada lukisan ini terdapat seorang wanita yang sedang duduk telanjang di sebuah kursi, dengan latar belakang yang gelap. Pada wajah wanita ini, terlihat ekspresi seorang wanita yang kesepian dan tidak bahagia dengan kondisinya. Selain itu, terdapat warna merah yang mencolok pada bibir wanita tersebut.

Lukisan ini mengambil instrumen historis tentang pandangan masyarakat tentang pekerja seks komersial yang buruk, digambarkan dengan pemilihan palet warna yang gelap dan muram, menggambarkan sisi gelap. Teknik lukisan ini membuat audiens langsung paham dengan apa yang ingin disampaikan oleh Affandi, berhubung lukisan Affandi yang satu ini dilukis pada tahun 1948 yang dimana saat itu memiliki banyak isu sosial tentang pekerja seks komersial. 

Lukisan "Wanita Duduk Telanjang" karya Affandi dilukis langsung menggunakan tangannya, bahkan beliau juga menggunakan sebuah sandal untuk melukis. Berdasarkan deskripsi karya yang ada di museum, Affandi beserta beberapa pelukis lainnya menyewa seorang wanita pekerja seks komersial (PSK) dengan tujuan dijadikan sebagai model dalam lukisan ini. 

Dengan latar belakang lukisan yang gelap, lukisan ini menyampaikan kesan negatif masyarakat terhadap prostitusi. Ekspresi perempuan yang terlihat kesepian saat duduk sendirian ini bisa dikaitkan dengan penolakan masyarakat terhadap pekerja seks komersial, di mana dia akan sulit diterima oleh orang-orang di sekitarnya. Melalui lukisan yang menggambarkan kesepian dan kesedihan dalam hidup seorang PSK ini. 

Terkait dengan latar belakang lukisan ini, pada 1948 merupakan tahun-tahun pasca kemerdekaan Indonesia. Tentu dengan kondisi seperti itu, kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia masih belum stabil dan terbilang sangat rapuh. Para perempuan-perempuan yang miskin lalu mencari cara untuk mendapatkan uang dengan cepat dan akhirnya munculah PSK. Karena dianggap bisa mendapatkan uang instan tanpa perlu perjuangan, maka pekerjaan seorang PSK ini dipandang buruk dan menjadi cikal bakal lukisan "Wanita Duduk Telanjang". 

Satu hal mencolok dari lukisan ini adalah warna merah yang ada di bagian bibir. Merah di konteks lukisan ini dapat diartikan sebagai keburukan dan gairah. Ini mengartikan bahwa menjadi seorang PSK adalah pekerjaan pengundang nafsu yang tentu dicap buruk oleh banyak orang. Badan perempuan yang diletakkan di tengah lukisan dan diberi warna terang dan membuat perhatian kami terpusat pada badannya, menggambarkan bagaimana perempuan itu menggunakan tubuhnya untuk menarik pelanggan dan mencari keuntungan.

Walau dengan peralatan yang terbilang kurang, Affandi tetap dapat mengekspresikan lukisan-lukisannya, terutama pada lukisan "Wanita Duduk Telanjang" ini.  Affandi mampu menghasilkan lukisan dengan sapuan warna yang serasi dengan tema yang ingin disampaikan. Teknik pewarnaan dalam lukisan "Wanita Duduk Telanjang" dapat membuat audiens langsung paham dengan apa yang ingin disampaikan oleh Affandi. Penambahan detail-detail kecil seperti ekspresi muka dan warna bibir yang mencolok juga membantu menyampaikan makna tentang kondisi psk pada saat itu. Penempatan warna terbilang minor namun mencolok karena sifat warna merah yang terang pada bibir wanita tersebut mampu membuat sebuah highlight yang baik dalam lukisan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun