Mohon tunggu...
Weni Fitria
Weni Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seharian Menjelajah Pulau di Negeri Sejuta Pesona, Bikin Tubuh dan Pikiran Fresh

2 Juni 2020   22:47 Diperbarui: 2 Juni 2020   23:33 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ladang di pulau pincuran didiah (Dok.pri) 

Kali ini saya ingin membagi sedikit pengalaman sebelum kembali bekerja pasca diakhirinya Work From Home (WFH) bagi guru dan tenaga kependidikan di daerah saya. Ceritanya, Pada tanggal 31 April 2020 kemarin  saya sengaja  menghabiskan waktu di sebuah pulau .

Itu saya lakukan tepat sehari sebelum kembali melaksanakan tugas di tempat saya mengajar. Jadi terkait penerapan New Normal, kabupaten kami telah mengeluarkan edaran bahwa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan kembali bertugas tanggal 02 Juni 2020. Sementara Home Learning masih diberlakukan bagi siswa.

Sebelum kembali melaksanakan aktifitas di tempat  mengajar, saya sudah berniat menyempatkan diri melakukan aktifitas di luar rumah terlebih dahulu. 

Itu saya lakukan  dengan tujuan untuk mengisi kembali energi sebelum kembali bertugas. Apalagi sudah sekian lama hanya beraktifitas di rumah selama pandemi.

Saya memilih mengunjungi pulau tempat ladang keluarga besar kami berada,  untuk beraktifitas pada hari itu. 

Sebuah pulau yang dapat dikunjungi kurang dari 10 menit naik perahu mesin. Pulau itu bernama Pincuran Didiah, terletak di daerah Kawasan Wisata Mandeh,  Kabupaten Pesisir Selatan. Kabupaten yang saat ini dijuluki dengan nama Negeri Sejuta Pesona.

Ladang di pulau pincuran didiah (Dok.pri) 
Ladang di pulau pincuran didiah (Dok.pri) 

Sebenarnya pincuran didiah bukanlah bukanlah sebuah pulau, karena ia adalah bukit dan daratan yang sebelulnya menyatu dengan daratan dan perbukitan lainnya di kawasan wisata tersebut. Namun karena belum ada akses jalan dari darat, maka selama ini hanya bisa ditempuh menggunakan perahu atau sampan.

Saya berangkat ke pulau tersebut pagi hari bersama suami dan beberapa saudara, ipar  berikut anak-anaknya. Seperti saya katakan, kedatangan saya di sana dilatar belakangi kerinduan akan suasana alam  setelah lebih dari tiga bulan nyaris tidak kemana-mana karena situasi pandemi Covid-19. Selain itu juga dikarenakan ingin  melihat ladang keluarga besar kami yang memang berlokasi di sana.

Jadi tujuan datang ke pulau Pincuran Didiah tersebut miliki banyak latar belakang. Namun hasil yang saya peroleh sekembali dari sana sangatlah luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun