Mohon tunggu...
Weni Indriyani
Weni Indriyani Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar/ Mahasiswa

Artikel | Resensi Film | Resensi Novel | Review Novel | Cerita Fiksi | Holiday #belajarbareng

Selanjutnya

Tutup

Book

Menganalisis Unsur Instrinsik pada Novel "Negeri 5 Menara" Karya A. Fuadi

14 November 2022   08:43 Diperbarui: 3 Desember 2022   14:32 6241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Menganalisis Unsur Instrinsik Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi

 

A. Identitas Karya

Judul               : Negeri 5 Menara

Penulis           : A. Fuadi

Genre              : Fiksi

Halaman        : 423 halaman

Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama

Alamat            : Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270

Tahun              : Cetakan pertama Juli 2009

ISBN                 : 978-979-22-4861-6

B. Menganalisis struktur novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi

1. Tema

Menurut Sayuti (2017: 201) tema lebih merupakan sebagai sejenis komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit. Dengan demikian, didalam tema terkandung sikap pengarang terhadap subjek atau pokok cerita. Novel Negeri 5 Menara bertemakan Pendidikan.

2. Amanat

Menurut Nurgiyantoro (2010: 335) secara umum membedakan bentuk penyampaian amanat menjadi dua, yakni penyampaian pesan yang bersifat langsung dan tidak langsung. Bentuk penyampaian yang bersifat langsung boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian (telling) atau penjelasan (expository). Secara tidak langsung jika tersirat dan koherensif dengan unsur-unsur cerita yang lain.

Amanat pada cerita novel Negeri 5 Menara adalah bahwasannya kita harus berani bermimpi tinggi dan berusaha untuk menggapai cita-cita. Amanat pada novel juga dismapaikan secara langsung melalui dialog Kiai Rais. Hal ini terlihat pada kutipan dibawah ini:

Tahukah kalian birul walidain? Artinya berbakti kepada orang tua. Mereka adalah tempat pengabdian penting kalian di dunia. Jangan pernah menyebutkan kata kasar dan menyebabkan mereka berduka. Selama mereka tidak membawa kepada kekafiran, wajib bagi kalian untuk patuh. (N5M: 141)

3. Tokoh dan Penokohan

Tokoh yaitu pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Penokohan memungkinkan adanya pemberian sifat, sikap dan tingkah laku yang mempengaruhi jalannya cerita (Zulfahnur, 1997: 35). Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (Sayuti, 2017: 106).

Tokoh utama pada novel Negeri 5 Menara diantaranya Alif, Raja, Said, Dulmajid, Atang, dan Baso. Keenam tokoh tersebut merupakan tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara karena keenam tokoh tersebut mengambil bagian terbesar dalam peristiwa dalam cerita. Selain itu, keenam tokoh utama terlibat dengan makna dan tema dari cerita novel Negeri 5 Menara. Keterlibatan keenam tokoh Alif, Raja, Said, Dulmajid, Atang, dan Baso lebih mendominasi di setiap alur cerita hingga akhir cerita. Oleh karena itu, tokoh Alif, Raja, Said, Dulmajid, Atang, dan Baso dapat dinyatakan sebagai tokoh utama.

4. Latar

Menurut Sayuti (2017: 150) latar terbagi menajdi tiga yakni, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu adalah berkaitan dengan masalah historis, dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan.

1) Latar Tempat

Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis. Novel Negeri 5 Menara terdapat beberapa latar tempat yang digambarkan penulis yaitu rumah Alif di desa Maninjau, Danau Maninjau, Pondok Pesantren Modern Gontor , Washington DC, dan lain-lain. Latar tempat Rumah Alif  tempat dimana Alif dan keluarganya tinggal yaitu di desa Maninjau.

2) Latar Waktu

latar waktu adalah berkaitan dengan masalah historis. Menurut Sayuti (2017: 151) latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa, dalam plot, secara historis. Melalui pemberian waktu kejadian yang jelas, akan tergambar tujuan fiksi tersebut secara jelas pula. Rangkaian peristiwa tidak mungkin terjadi jika dilepaskan dan perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun