Mohon tunggu...
Humaniora

Alam Takambang Jadi Guru

1 September 2016   15:38 Diperbarui: 1 September 2016   15:43 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belajar menurut undang-undang no 20 thn 2003 belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Sekilas kita membaca ungkapan ini akan menimbulkan kekesalan. Bagaimana tidak, jika pengertian itu benar maka kita manusia sekarang ini jika belum belajar maka belum bisa dikatakan manusia. Tapi bagi manusia yang ingin berkembang menjadikan ini sebagai cambukan sekaligus menstimulan agar kita menjadi makhluk yang bersyukur.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Dibekali nafsu dan akal untuk untuk menjadi khalifah di dunia ini. karena memang itulah tugas manusia di bumi Tuhan ini. sebagaimana yang diungkapkan dalam firmanNya : “Aku hendak menciptakan seorang khalifah di bumi (Q.S Al-Baqarah : 30)”. Khalifah disini adalah adalah manusia yang sudah menggunakan akal dan nafsunya untuk belajar. 

Mempelajari setiap kejadian di dunia ini, baik secara nyata maupun abstrak dan menstransformasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan pengertian ditas, bahwa manusia belum dikatatakan manusia sebelum dia belajar menggunakan segala anugrah Tuhan untuk memposisikan diri sebgai hamba Allah yang ideal.

Fenomena yang terjadi hari ini adalah begitu kompleksnya permasalahan yang melanda Indonesia. Degradasi moral, deskriminasi hokum, radikalisasi dalam beragama, komersial pendidikan dan money politik adalah sebagian kecil masalah yang ada. Pertanyaannya, sudah banyak kah manusia di bumi ini yang menjadi manusia?. Jika sudah, tentunya permasalahan yang ada akan mudah dilaksanakan. Faktanya, masalah yang ada tidak kunjung juga terselaikan, bahkan menimbulkan masalah-masalah baru. 

Sebagai Contoh: “ seorang polisi memberhentikan pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm, karena tidak ingin di tilang maka penegendara memilih jalan untuk memberikan sejumlah uang “suap” agar perkara selesai di jalan.  Hal kecil ini saja dapat dilihat bahwa masalah pelanggaran lalu lintas akan berlanjut dengan suap karena dua-duanya belum bias menggunakan potensia kemanusiaannya.

Semua problema diatas pada umumnya disebabkan oleh human error. Salah satu solusi nya dengan terus belajar. Dalam hidup tak selamnya paradigma belajar itu harus diarahkan kepada suatu yang formal dan kaku. Pituah minang mengatakan “alam takambag jadi guru”.  Yang dikatakan alam adalah segala sesuatu selain selain Sang Khaliq Oleh karena itu untuk mengupgrad manusia jadi manusia adalah dengan belajar dari  alam. 


Tidakkah kita malu untuk saling “membunuh” jika telah memperhatikan semut yang hidup penuh kerukunan dan membudayakan tegur sapa dalam keseharian. Kenapa  Matahari dan bulan tidak pernah saling mendahului demi terciptanya keharmonisan hidup dibumi ini dan angin senantia terus – menerus membantu ombak untuk memecah di tepi pantai. Maka tak bosan-bosan tuhan mengatakan : ”apakah kamu (manusia) tidak memikirkan ?”.

Ketika Siti hajar mengalami putus asa dalam belajar, maka dalam suatu perjalanan dia menemui tetesan air yang menetes di batu. Setiap hari dia perhatikan batu tersebut yang lama kelamaan berlubang. Maka dia dapatkan hidayah dari batu itu bahwa sekeras apapun otak jika terus menerus diisi akan tembus juga.  Menjadikan alam sebagai guru adalah salah satu wujud untuk mensyukuri nikmat Tuhan. 

Alam yang penuh dengan teka teki kehidupan dan manusia punya kunci untuk mengungkap teka-teki itu. Sederetan masalah akan terselesaikan dengan gambling karena setiap masalah pasti ada solusinya. Dan pertanyaan mendasar yang harus kita hayati adalah “nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan (Q.S Ar-rahman)”

Nah, pepatah“Alam takambang jadi guru” hendaknya melambangkan sikap optimis membawa bangsa ini kearah perbaikan. Semoga dengan pepatah ini menimbulkan spirit tersendiri . Bahwa manusia yang termanusiakan menjadi pelita dalam kegelapan dan senantiasa bersyukur terhadap segenap apa yang telah dianugerahkan Tuhan.

Semoga,,,,J

Salam Perjauangan…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun