Mohon tunggu...
Hartanto
Hartanto Mohon Tunggu... Relawan - Wong cilik

Merindukan terwujudnya cita-cita luhur kemerdekaan: rakyat adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Susu Setitik

14 Februari 2017   16:21 Diperbarui: 14 Februari 2017   16:28 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adalah mustahil bagi susu setitik untuk mengubah nila sebelanga.

Namun ia berani memaki rayuan untuk kompromi dan bancaan uang rakyat.

Ia menyisir dan membatalkan anggaran proyek abal-abal.

Ia menjadikan jajaran birokrasinya pelayan rakyat.

Ia memperhatikan nasib para pekerja lapangannya.

Ia memindahkan warganya yang hidup tidak layak di bantaran sungai ke rusunawa.


Ia mengusir banjir yang setia menyapa kotanya.

Ia tegas memaksa para pengusaha melakukan tanggungjawab sosial mereka.

Ia geram menyaksikan tarian kemunafikan!

Ia bangkit melawan pekatnya budaya maling bertopengkan kesantunan yang sudah berakar urat di mana-mana.

Adalah mustahil bagi susu setitik untuk mengubah nila sebelanga.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun