Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Para Pembohong

8 Oktober 2022   09:48 Diperbarui: 8 Oktober 2022   09:51 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simbol berbohong| Sumber: hellosehat.com

NYANYIAN PARA PEMBOHONG

dunia sekuler dan fana
yang rapuh lusuh penuh keluh
kini penuh sesak
dengan kaum pembohong
penipu
kaum lebay bombastis
yang perkataannya muluk setinggi langit
tapi takmenyentuh bumi
jauh dari realitas
kaum pembohong dan penipu hidupnya dirasuki roh demonis
roh syaiton
yang sejak dulu dinubuatkan para nabi
pembohongan terjadi di semua level
mendera semua dimensi kehidupan
tanpa kecuali

para suami membohongi istrinya
para istri membohongi suaminya
para produsen
membohongi konsumen
para pejabat agama membohongi umatnya
para pejabat publik membohongi rakyatnya
pembohongan
penipuan
nyaris merasuki
seluruh negeri
mencoreng citra negeri

para pembohong
selalu melantunkan nyanyian penuh cinta
umat merasa aman dan nyaman
menikmati nyanyian mereka yang mendayu-dayu
dan melankolis
umat merasa tenteram dan terdiam
terbius nyanyian
para pembohong

semua agama
melarang kuat pembohongan
penipuan
yang dilakukan umat beriman
seluruh agama
melarang umat beriman
melakukan perbuatan negatif apapun
kapan pun
dimana pun

umat beriman wajib hidup kudus
konsisten di jalan lurus
mengasihi sesama
tanpa pamrih
karena Tuhan
telah lebih dulu
mengasihi umat manusia
tanpa memandang sara
dan unsur apa pun

umat beriman
harus berani
menyadarkan kaum pembohong
kaum penipu
agar bertobat
melakukan metanoia
mewujudkan hidup suci
sesuai dengan fitrah manusia
sebagai khalifatullah.

Jakarta, 4 Oktober 2022/pk.5 45
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun