MERENUNGI SABTU SUNYI
sabtu sunyi
sabtu sepi
hidup sunyi
dunia sepi
segalanya senyap
segalanya pengap harap
ada rasa pesimis
cemas
kecewa
putus asa
mengguncang
kencang
ada kebuntuan harapan
serasa mengoyak tubuh rapuh
sesudah Yesus
mati
diatas salib
murid-murid Yesus
hidup dililit sepi
ada duka lara
sedih perih
menghunjam dalam
murid-murid Yesus
takpernah mengira Yesus
akan mati
dengan cara hina
di bully
di cambuk
disakiti
dianiaya
bahkan dipaku
dikayu salib hingga maut merenggut
takpernah hidup dalam memori murid
Yesus mengenakan mahkota duri
darah mengucur
lambung yang terluka
murid-murid hidup dalam pemikiran yang jauh berbeda dengan Yesus
mereka berpikir
Yesus adalah hero
raja yang akan memerintah
seperti daud
di zaman baheula
di sabtu sunyi
ku bertelut di sekitar mimbar
ada ranting-ranting kering
menebar hening
umat bersama-sama
dalam ruang yang gelap dan hening
menghayati kesunyian
penuh khusuk
ada juga air mata menetes
mengingat karya keselamatan Allah yang terjadi
lewat derita salib dan kematian
manusia acap menghidupi ketiadaan
Yesus pada saatnya melewati ketiadaan itu
tatkala batu-batu besar
bergerak dan kubur itu takmampu menahan Yesus yang bangkit
pada saat sabtu sunyi
kita bersama
mengingat karya Allah yang luar biasa
dalam refleksi dan meditasi
dalam perspektif kematian Yesus
kita menanti
kebangkitanNya dengan penuh sukacita
sabtu sunyi
mengajak kita dalam sepi dan hening
dalam refleksi dan meditasi
mengingat karya keselamatan Allah lewat penderitaan Yesus Kristus.
Jakarta, 16 April 2022/pk.15.45
Weinata Sairin