Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik-rintik Hujan di Rembang Pagi

20 Januari 2022   06:34 Diperbarui: 20 Januari 2022   22:19 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan rintik | sumber : verlo.com

RINTIK-RINTIK HUJAN DI REMBANG PAGI

ada rintik hujan
mengusap rembang pagi
sepi dan sunyi
tiba-tiba melanda
banyak orang
yang sudah bangun sejak subuh
kembali menarik selimut
menutupi seluruh tubuh
sebelum rasa dingin yang menusuk
merusak kesehatan
hujan yang turun sekarang ini samasekali
takpunya jadwal
dan tujuan yang jelas
hujan bisa turun di sembarang waktu
entah siapa yang menjadi pembisiknya
atas nama perubahan iklim
maka hujan bisa turun kapan saja
dan dimana saja
manusia harus siap menanggung resiko
dari turunnya hujan tanpa agenda
dibeberapa daerah hujan
menimbulkan banyak rumah terendam
jembatan yang putus dan menghambat ekonomi antar kampung
distribusi hasil bumi terhambat
dan memicu pergerakan pasar

konon hujan rintik atau hujan lebat
akan terus berlanjut
hingga hari raya imlek
awal bulan depan
kondisi ini akan menjadi alasan utama untuk menaikkan harga sembako
harga minyak goreng yang makin mahal
membuat tukang gorengan
mengalami banyak kesulitan
sementara para produsen tempe
menyiasati kenaikkan harga
dengan merampingkan ukuran tempe yang standar

di zaman baheula tokoh negeri ini dalam gaya orator yang sempurna
menyatakan :
'kita bukan bangsa tempe
kita bukan bangsa tempe'
maksudnya
kita bukan bangsa yang lemah dan loyo
kita bukan bangsa murahan
bangsa yang merasa baik-baik saja
ketika mengalami
exploitation de l'homme par l'homme
kita adalah bangsa besar yang kuat
yang mampu mengganyang semua kekuatan apapun yang merongrong negeri !

rintik-rintik hujan masih saja menetes dari langit kelabu
lantunan azan subuh terdengar indah
dari mesjid takjauh dari rumahku
beberapa orang kulihat dengan berpayung
bergegas menuju mesjid
mendirikan sholat
sholat subuh yang dingin
hujan, udara dingin dan realitas apapun memang takboleh menjadi alasan
untuk absen dalam menjalankan syariat agama

menjalankan syariat agama wajib hukumnya
itu berlaku dalam semua agama

dengan patuh dan setia menjalankan perintah agama
berarti kita memuliakan nama Tuhan
tunduk kepadaNya
dan kita tampil sebagai manusia mulia ciptaan Allah
makhluk religius
yang harus hidup kudus
konsisten dan terusmenerus!

Jakarta,20 Januari 2022/pk.4.55
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun