MENJALANI KEHIDUPAN
DENGAN IMAN
hidup adalah sebuah perjalanan
perjalanan ziarah yang panjang
hidup bukanlah sebuah kediamdiaman
atau apatisme
abai
masabodoh
terserah kamu
hidup itu sebuah pergerakan
dinamika
yang tak mengenal jeda
hidup bukanlah hidup yang hidup
jika ia terperosok pada stagnan
kemapanan
jumud
statis
beku
nir gerak
kita bersyukur bahwa kesegenapan warga bangsa ini adalah umat yang berTuhan
umat beragama yang beriman tangguh
kita terus berjalan melakukan ziarah panjang
tanpa takut dan gentar
dalam memori dan pengalaman empirik kita
manusia berTuhan
tetap saja manusia fana
yang penuh aib noda dan dosa
manusia bertopeng, hipokrit, inkonsisten
gairah kuat berhasrat mudarat
kita semua warga bangsa
terikat pada ajaran agama:
islam, kristen, katolik,hindu, buddha, khonghucu, bahai
dan sebagainya
sahabat sebangsa juga
terikat kuat pada kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
ajaran agama, kepercayaan, lokal wisdom memberi kontribusi besar bagi penguatan kepribadian warga bangsa
sehingga mereka kukuhtangguh
berhadapan dengan godaan dan rayuan gombal dunia profan
yang setiap saat bisa datang ke ruang-ruang privacy kita
melalui teknologi modern
kita harus terus berjalan
walau jalan ini terjal, licin
penuh bukitbatu
hidup takbisa berhenti
walau pensiun macet dikorup oknum yang saleh beragama
bansos taklagi menyentuh
kemiskinan menggerus kehidupan
omicron telah menyapa lebih 250 orang
nostradamus banyak ocehan yang menyeramkan
hidup takboleh berhenti
kita semua berjalan dengan iman
dengan api pengharapan
dengan kasih
yang memancar dari lubukhati
ayo terus berjalan menenun karya terbaik
bagi Tuhan
bagi sesama
bagi masyarakat bangsa dan negara
jangan cengeng meratapi kehidupan
takada pilihan lain!
Jakarta, 5 Januari 2022/pk.3.45
Weinata Sairin