KUINGIN PULANG
KU RINDU TIDUR PANJANG TANPA RANJANG
di hari-hari belakangan  ini
ada rindu
mengoyak tubuh penuh keluh
menggelegak bergejolak dahsyat kuat menggoyang dinding-dinding kehidupan
dihari-hari terakhir ini
entah mengapa
ada rindu yang terus menyala
kuingin tidur lebih panjang
tidak di ranjang
tapi diruang-ruang
luas tanpa batas
tidur diranjang tua dan bercat pudar berkarat
takpernah
berbalut ketenangan dan kedamaian
tidur taknyaman
diserbu berbagai interupsi
yang muncul dari sisa-sisa
memori masa lalu
kutidak merindu
pada memori-memo
ri masa lalu
yang masih sempat tersisa
ditumpukan memori
yang uzur dan expires
aku juga
tiada rindu
kepada masa-masa
indah tempo dulu
yang menyisakan
banyak memori
kelam atau pun
sukses story triumpalistik
aku rindu
untuk pulang
pulang ke keabadian
di rumah keabadian
ada damai sukacita tiada henti
ada mazmur syukur membahana
setiap saat
semua orang hanya punya satu agenda
memuji dan memuliakan nama Tuhan
manusia taksempat lagi
berfikir untuk korupsi
merusak rumah ibadah
menodai agama
takada lagi diksi-diksi negatif yang menimbulkan luka:
sara, minoritas-mayoritas, ghettoistik primordialistik
darah biru atau darah merah
takada lagi istilah atau terminologi yang rumit :
interpelasi, kelebihan bayar, ppkm, twk, kdrt,affikasi,amandemen,uji.materi,
jebakan batman,
kartu.vaksin, dpo
dan lain sebagainya
ku rindu pulang
tanpa prosedur dan protokol yang
rumit birokratis
ku yakin
yang transenden
akan merangkulku
dalam.hangat kasihNya
tanpa persyaratan
yang ketat
Tuhan
bolehkah aku  merindu untuk pulang dan tidur panjang
tanpa interupsi?
Jakarta, 26 Desember 2021 / pk.13.43
Weinata Sairin