Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Sementara Wajib Waspada

21 September 2021   03:52 Diperbarui: 21 September 2021   04:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Globe | Sumber : pexels.com

YANG SEMENTARA
WAJIB WASPADA

semua yang ada dibawah kolong langit ini
benda-benda, makhluk, segala produk budaya dan peradaban ma nusia suatu saat akan lenyap
hancur luluh
karena semuanya
bersifat temporer
sesuatu yang sementara
bukan kekal
dan abadi

yang kekal dan abadi itu
adalah yang Ilahi
yang ada dan mengada
dari kekal hingga kekal
Ia adalah Maha Pencipta
tidak dikenai ruang dan waktu
Ia mengatasi ruang dan waktu

manusia
dengan intelektualitasnya yang amat tinggi
acap lupa terhadap
dimensi kesementaraan ini
ia berjuang
bersusah payah
mengejar segala sesuatu menjadi miliknya
bahkan dengan cara-cara melawan hukum
karena tidak sadar
bahwa semua benda, bahkan makhluk ciptaan Tuhan
dililit oleh tali-temali kesementaraan

tubuh manusia yang diembuskan
roh kehidupan oleh yang Ilahi
juga berada pada
koridor kesementaraan
agama-agama
para penghayat
semuanya memiliki narasi yang sama dan legitim bahwa
manusia itu hanya berkemah di dunia ini
suatu saat kemahnya akan di bongkar
dan yang Ilahi akan mendisain kemah baru yang
formatnya sesuai dengan dunia baru
yang disediakan oleh yang Ilahi
pada saatnya
sejalan dengan kairosNya
dalam atmosfir eskatologis
yang beraroma surga abadi

manusia, dunia
bumi dengan seluruh isinya
berada dalam ruang-ruang kenisbian
koridor relatif
yang memang menjadi identitas
yang takbisa diganggu gugat

manusia hidup merajut karya terbaik dalam ruang-ruang kesementaraan itu
tubuh manusia itu sementara dan ia berkarya dalam.dunia yang dililit oleh kesementaraan

manusia harus berjuang menampilkan citra diri "insan kamil", imago dei, khalifatullah di bumi secara optimal
ia harus sadar bahwa ia makhluk ciptaan Allah yang mulia
memiliki nur ilahi
ia bisa amat pandai, kaya raya,jabatannya top dan beragam, gelar akademisnya
banyak, keturunan darah biru
tapi ia tetap manusia dari debu dan punya limit
sebab itu ia harus tetap humble, tidak main hakim sendiri, bersandar kepada Allah, menjauhi berbagai jenis arogansi,termasuk arogansi spiritual, tidak melakukan perbuatan terlarang dari segi agama dan hukum
ia harus terus menerus hidup dalam roh pertobatan
agar seluruh dedikasinya dikekinian dunia di ridhoi dan diberkati Tuhan.

Jakarta,21 September 2021/ pk 3.06
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun