lebih seminggu ini
pabila membuka gadget
bulu kuduk
terasa merinding
serasa ada aroma maut
menyembur kuat
wow
menyeramkan
melahirkan pengalaman traumatik
setiap saat mereka yang terpapar virus berlipatganda
rumah sakit penuh sesak takmampu lagi menampung pasien
mereka sementara
harus berada dikursi roda
di salasar rumah sakit, dirusun nawa di tenda-tenda darurat
di rs lapangan
di gedung-gedung
yang didedikasikan
komunitas gereja
dan lembaga keagamaan
semuanya penuh
sesak
tpu,puskesmas,
memori-memori
di kepala lansia renta
muncrat kepenuhan
gadget baru atau jadoel sering hang
dipenuhi gambar jenazah,san diego hill, krematorium
setiap saat membuka gadget
ada rasa kaget
dan terpepet
seolah maut  siap merenggut
wa,ig,telegram, fb
semuanya menampilkan narasi kematian :
innalilahi, husnul khatimah, requiescat in pace,
pulang ke rumah bapa
turut berdukacita
dan sebagainya
gadget zaman ini
memang menyeramkan
aroma kematian menusuk hidung
mempersulit pernapasan
kita wajib memposisikan gadget sebagai instrumen komunikasi
penebar cinta kasih,empati, solidaritas
bukan promosi
tentang sukses
virus-virus penebar maut!
Jakarta, 4 Juli 2021/pk 15.10
Weinata Sairin