MENGHIDUPI HIDUP RUKUN
hujan rintik menetes lembut dari langit kelabu
desir angin dingin
menjamah tubuh rapuh luluh
di ujung pagi
kicau burung elektrik berbunyi keras membelah sepi
di sebuah rumah ditepi jalan raya
burung-burung sejati taknampak lagi berkicau di dahan pohon rambutan
entah kemana
suami istri dan anak-anak terlihat
berlari kecil di depan kompleks perumahan
dengan wajah tertutup masker
menyegarkan tubuh
memperkuat imunitas tubuh
setiap pagi mereka setia lakukan itu
sambil bercengkerama
sebagai keluarga yang utuhsatu
kerukunan mestinya di mulai dari setiap keluarga
ikatan kasih, saling terbuka, percaya dan apresiasi
elemen penting dalam merawat kerukunan
kerukunan antar umat beragama mewujud di kampung sawah, manado, bolaangmongondow, kampung tengah, denpasar,jayapura
dan di berbagai kampung, negeri dan kolom di seluruh nusantara
menjadi penanda bahwa Pancasila
telah menjadi napas dan darah segenap warga bangsa
dan takhanya berhenti menjadi wacana dan kajian
di.kantor bepeipe
bangsa yang lebih dari duaratusjuta menghuni negeri ini harus terus berjuang memantapkan kerukunan nasional
jangan terpenjara pada beban sejarah
jangan biarkan mindset dan roh bangsa kita terbelenggu pada ghetto sara dan primordialisme sempit
hidup kita sebagai bangsa
adalah hidup yang menghidupi kerukunan.
Jakarta, 17 Juni 2021/5.00
Weinata Sairin.