Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rakyat Tak Kuat Melarat

14 Juni 2021   09:17 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:35 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RAKYAT TAKKUAT
MELARAT

sejak zaman pra peradaban
rakyat dibubuhi stigma abadi
sejak era kegelapan
rakyat dipaksa untuk menangggung hidup yang melarat
hidup yang megap-megap tanpa harap

rakyat acap diidentikan dengan kemiskinan
dengan sosok lusuh nir gairah
yang menjadi buruh tani
obyek pemeras tuan tanah
yang berwajah kusam
tiada tersentuh air jernih yang mengaliri perut bumi
yang mengantri sembako berdesakdesak dan ada lansia pingsan tergencet antrian

rakyat adalah sosok pencari pohon kering di hutan
untuk merenovasi gubuknya
lalu terjerat pidana
sekian tahun

rakyat adalah mereka yang takmampu lagi menangis karena airmata kering
adalah mereka yang terluntalunta dipinggir-pinggir kehidupan
kelu, takmampu lagi mengurai diksi

rakyat ( zaman kini)
bangga karena punya dewan yang selalu mengatasnamakan diri mereka
rakyat adalah mereka yang sangat merasakan
bahwa pemimpin negeri mereka bernurani rakyat
yang membela kepentingan rakyat
yang terus berjuang memuliakan kehidupan rakyat

rakyat adalah kita semua pemilik sah republik ini
apapun suku,agama,ras,golongan kita
siapapun kita
diwilayah manapun kita tingggal membangun hidup berkualitas : di jawa, bali, kalimantan, papua, aceh, nusa tenggara,sulawesi utara
di pamekasan, singkil, atau flores, sangir talaud
ya di se antero pelosok-pelosok NKRI
kita adalah rakyat
yang empunya, merawat dan melindungi negeri ini
kita takkuat lagi hidup melarat
kita semua ingin hidup aman,nyaman,ba
hagia di tanah kita
jangan kuras tanah kita
jangan teggelamkan kita
dalam derita tiada berujung
karena eksploitasi alam yang tidak memberi ruang
bagi rakyat jelata!
Tuhan anugerahi hikmat bagi para pemimpin kami,
Tuhan selamatkan kami rakyat melarat!

Jakarta,14 Juni 2021/4.19
 Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun