Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puasa Ramadhan

14 April 2021   17:06 Diperbarui: 14 April 2021   17:36 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://iprice.co.id/

Puasa Ramadhan

pagi putih bening
turun dari langit putih bening
ada suasana sejuk menjamah tubuh renta

pagi bening di bulan suci Ramadhan
jatuh menghunjam bumi
dibawanya keharuman surgawi
membasahi  dedaunan hijau memukau
bumi sekuler dan liar
hadir mengada
rapuh dilumat aib dan dosa

tatkala bulan puasa hadir ditengah pandemi
yang menguras buas
maka puasa melahirkan roh baru
berbalut spiritualitas adiluhung
roh yang menguasai kedirian manusia fana
roh religiusitas yang membuat manusia keluar dari penjara ketamakan, egoisme, lumpur dosa
yang menempel kuat ditubuh rapuh

puasa adalah
menahan haus dan lapar
menahan godaan insani dan duniawi
menahan beragam nafsu membara
menahan tubuh dari tarikan hidup hedonistik
menahan sikap,ucap, tindak, pikiran
dari nikmat duniawi

puasa adalah
memuliakan Allah
di kekinian sejarah
puasa adalah menyantuni fakir miskin yang di dera sengsara tanpa jeda
puasa adalah beramal saleh merawat mereka yang luka
dan berada di titiknadir kehidupan

puasa di bulan suci ramadhan
adalah tindakan sakral-transendental
menggapai ketakwaan
meraih berkah
yang rekah membelah sejarah!.

Jakarta, 14 April 2021/3.40
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun