Mohon tunggu...
Wita Permatasari
Wita Permatasari Mohon Tunggu... Psikolog - seorang bunda yang suka menulis

mari berbagi di witapermatasari.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berkemah di Gunung Masigit, Kareumbi

2 Desember 2013   11:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 2259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semilir angin pegunungan terasa sejuk membelai kulit ketikakendaraan yang saya sekeluarga tumpangi mulai bergerak mendaki jalan menuju arah Gunung Masigit. Setelah satu setengah jam meninggalkan hiruk pikuk dan macetnya Bandung menuju arah Cicalengka, sungguh menyegarkan rasanya menghirup udara segar serta menikmati teduhnyapepohonan rindang di sisi jalan.

Jalan yang kami tempuh tidak sepenuhnya mendaki, namun adakalanya melandai membuat kami bisa menepi untuk sesaat melepas lelah. Sembari beristirahat, kami menikmati view daerah Cicalengka di sekitarnya dan kawasan Bandung dari kejauhan. Meski sinyal handphone tidak lagi bersahabat saat kami memasuki kawasan Gunung Masigit, namun hal ini tidak mengurangi kegembiraan dan suasana riang yang dirasakan. Riang karena rindu yang sebentar lagi akan terpuaskan. Ya, rindu ingin menikmati nyanyian alam, gemerisik dedaunan, pepohonan, udara segar serta suara burung bersahutan di kedalaman hutan Gunung Masigit yang asri.

Berkendara sekitar satu setengah jam dari wilayah timur kota Bandung ke arah kecamatan Cicalengka, kawasan ini lebih dikenal dengan Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit, Kareumbi dengan luas sekitar 12.420,70 hektar (sumber : http://kareumbi.wordpress.com). Pintu masuk yang kami lalui terletak di kampung Leuwiliang, Desa Tanjungwangi, kecamatan Cicalengka.

Sejak pintu masuk ke kawasan ini, tampak pemandangan pepohonan Rasamala dan beberapa jenis pohon lainnya yangberukuran cukup besar.Tanah yang lembab dansuasana yangagak gelap karena cahaya matahari hanya dapat menerobos di sela-sela lebatnya dedaunan segera menyambut kami. Tak jauh dari situ, melewati beberapa ruas pembibitan pohon akhirnya kami sampai juga ke salah satu Camping Ground yang ada di Kareumbi. Camping Ground ini berupa tanah lapang yang cukup luas dinaungipepohonanserta sebuah kolamdisisinyayang dilengkapi bangunan sederhana.

Menjumpai lapangan berumput yang luas di tengah kerindangan pepohonan dan sejuknya udara pegunungan,anak-anak dengan lincah dan bersemangat segera berlarike segala penjuru. Tanpa segan mereka segeramengejar belalang yang berlompatan di rerumputan atau bermain dengan potongan ranting yang berguguran. Segarnya, sesaat melepas penatmenikmati suasanabebas polusi dan bebas dari kemacetan yang biasa ditemui di keseharian

Tepat di sisi lapangan tampak beberapa tenda dengan warna-warni mencolok yang sudah didirikan, dapat disewa dengan harga terjangkau dan siap untuk ditempati.Di tengah-tengah lapangan tampak bekas-bekas api unggun menandakan area perkemahan ini cukup sering digunakan. Untuk kegiatan memasak yang sederhana seperti sekedar menggoreng atau merebus air untuk membuat mie instant atau menyeduh kopi, dapat dilakukan di sekitar tenda. Tentunya dengan tetap memperhatikan keamanan dan kebersihan lingkungan. Namun, apabila kondisi tidak memungkinkan untuk memasakatau anak-anak tidak terlalu cocok dengan menu yang kita siapkan, tidak perlu khawatir karena berjarak beberapa meter dari area camping ground ada sebuah warung yang menjual makanan. Kita bisa membeli nasi berlauk ayam atau telur goreng untuk dimakan.

Sedangkan untuk kegiatan MCK, Mandi-cuci-kakus juga tidak perlu khawatir karena kamar mandi atau toilet telah tersedia di beberapa tempat pada area bumi perkemahan. Salah satunya didekat warung nasi maupun sisi lain area perkemahan yang lebih menjorok ke dalam hutan. Meski fasilitasnya sederhana, namun merasakan cipratan kesegaran air pegunungan sungguh memberi nuansatak terkira.

Duduk santai sembari berbincang di serambi tenda beralaskan tikar sambil menikmati alam hutan Gunung Masigit merupakan salah satualternative refreshing yang cukup menyegarkan. Namun apabila masih dirasa kurang variatif, pihak pengelola kawasan konservasi sudah menyediakan beberapa aktivitasyang menarik dan cukup menantang seperti hiking, bersepeda dan menginap di rumah pohon. Sekadar mendaki lebih jauh masuk ke dalam hutan pun cukup menyenangkan, menjumpai air yang mengalir bening dan jernihdi sela-sela bebatuan.

Sembari melihat-lihat, saya mengamati di sela-sela semak dan tetumbuhan di sekeliling hutan tampak areaberisi beberapa tanaman berukuran sedang atau lebih kecil. Tanaman tersebut ditanam dengan jarak teraturdandiberi tandaberupa papan kayu yang bertuliskan beberapa nama instansi. Ternyata tanaman ini bukan sembarang tanaman, melainkan merupakan salah satubagian dari program pemberdayaan masyarakat yang diadakan oleh pengelolakonservasi, yaitu wali pohon. Cukup membayar lima puluh ribuperbatang pohon, kita dapat menjadi wali pohon yang artinya kita dapat berperan serta untuk menanam dan merawatbibit pohon tersebut.

Satu malam menghabiskanhari dibumi perkemahan Gunung Masigit Kareumbibagaikan menikmatisepotong surga yang hilang di tengah keriuhan kota Bandung. Sungguh banyak manfaat yang bisa didapat dengan mengajak anak-anak untuk kemping di bumi perkemahan Gunung Masigit.Tanpa menyita waktu banyak ataupunmenghabiskan liburan berhari-hari, anak dapat belajar dan bermain di alam dengan beragam kegiatan yang menyehatkan sekaligus mengeratkan ikatan antar anggota keluarga. Seandainya memungkinkan, sebagai pendudukBandungsempatkanlah berkunjungbersama keluarga ke kawasan konservasi Gunung Masigit untuk mengenalkan alam kepada anak-anak tercinta. Lebih baik lagi apabila mengajak keluarga besar, teman-teman atau komunitas untuk mempererat jalinan silaturahmi sembari menikmati segarnya alam Gunung Masigit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun