Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Antara Skenario Jokowi dan Aliansi Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo

27 Maret 2023   22:10 Diperbarui: 27 Maret 2023   22:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo saat meninjau panen raya di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen (Setpres) 

Spekulasi politik Indonesia jelang pemilihan presiden 2024 -- khususnya, adanya kemungkinan aliansi politik antara dua tokoh terkemuka: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, menteri pertahanan saat ini.

Popularitas Ganjar di Jawa Tengah dan dukungan kuat Prabowo di Jawa Barat dan sebagian Sumatera dapat memberikan mereka keunggulan atas pesaing potensial lainnya, dengan memenangkan pemilihan hanya dalam satu putaran. Namun, beberapa faktor dapat berperan dalam aliansi ini, termasuk apakah aliansi tersebut mendapat dukungan dari partai politik lain dan peran apa yang mungkin dimainkan oleh Presiden Jokowi dalam menengahi kemungkinan aliansi tersebut.

Spekulasi tentang kemungkinan aliansi antara Ganjar dan Prabowo mulai berputar pada 9 Maret, ketika Jokowi mengajak kedua pemimpin itu untuk bergabung dengannya dalam kunjungan ke persawahan di Jawa Tengah. Hasil survei Litbang Kompas periode Januari-Februari tahun ini menunjukkan, jika Ganjar-Prabowo bersatu, keduanya akan sulit ditandingi. 

Hasil jajak pendapat menunjukkan Ganjar menjadi calon presiden unggulan dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen, meningkat 2,1 persen dari survei edisi Oktober sebelumnya. 

Sedangkan Prabowo berada di urutan kedua dengan dukungan 18,1 persen responden, meningkat 0,5 persen dari survei edisi sebelumnya. Kandidat ketiga adalah Anies Baswedan, Gubernur Jakarta periode 2017-2022, yang dukungannya turun 3,4 persen dari survei sebelumnya. 

Jika koalisi ini terjadi, itu bisa menjadi kekuatan yang tangguh pada pemilihan tahun depan, meski masih belum jelas apakah Ganjar atau Prabowo mengisi slot presiden. 

Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), di mana Ganjar dan Jokowi tergabung, tidak diragukan lagi akan lebih memilih kandidatnya sendiri sebagai presiden, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo akan berpendapat bahwa Prabowo, calon presiden dua kali, memiliki pengalaman, rekam jejak, dan karisma yang diperlukan untuk menjadi presiden.

Gagasan koalisi Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo sejauh ini menimbulkan reaksi beragam dari dua partai politik. Sementara, Gerindra menyambut baik gagasan itu, PDI-P belum mengumumkan calon dari aliansi mana pun, dan dukungannya terhadap Ganjar, terlepas dari popularitasnya, tidak pasti. Tak sedikit anggota PDI Perjuangan yang menginginkan Puan Maharani, Ketua DPR dan putri Megawati Soekarnoputri, Ketua PDI Perjuangan, mencalonkan diri di Pilpres 2024.

Salah satu kekurangan Ganjar adalah pernah dituduh menerima hasil korupsi dari program KTP Elektronik pemerintah saat menjadi anggota DPR, padahal semasa menjadi gubernur sempat beberapa kali terbawa kasus konflik tanah dengan warga di Jawa Tengah. Untuk bagiannya sendiri, Prabowo memiliki sejarah pelanggaran hak asasi manusia, yang mungkin juga menjadi kewajiban pemilu.

Lalu ada pertanyaan apakah Ganjar atau Prabowo yang akan mengisi slot presiden. Sementara PDI-P pasti akan lebih memilih kandidatnya sendiri mencalonkan diri sebagai presiden, Gerindra berpendapat bahwa Prabowo, calon presiden dua kali, memiliki pengalaman, rekam jejak, dan karisma yang diperlukan untuk menjadi presiden. 

Faktor lain yang bisa berperan dalam aliansi ini adalah dukungan partai politik lain. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) dikabarkan akan mendukung Prabowo pada pemilu mendatang jika berpasangan dengan Ganjar. Seperti halnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), bagian dari koalisi Gerindra pada pemilu sebelumnya. Namun, pemimpin PKB, Muhaimin Iskandar disebut-sebut sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto, bukan Ganjar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun