Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kerusuhan Kazakhstan, Mengapa Penting untuk Dicermati?

9 Januari 2022   08:49 Diperbarui: 9 Januari 2022   12:59 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil polisi terbakar saat polisi anti huru hara bersiap untuk menghentikan unjuk rasa di pusat kota Almaty, Kazakhstan, (5/1) (kompas.com)

Protes di Kazakhstan yang dipicu oleh kemarahan atas kenaikan harga elpiji telah meningkat menjadi sesuatu yang lebih mudah terbakar dan berdarah: bentrokan mengenai arah masa depan negara yang mendorong intervensi militer Rusia dan pembunuhan puluhan demonstran antipemerintah. Ratusan lainnya terluka.

Baca: 

Kenaikan Harga Elpiji Picu Kerusuhan Kazakhstan, WNI Aman

Ironi Kazakhstan, Negara Kaya Gas yang Wanitanya Terkenal Cantik

Pemerintah mengatakan pada hari Jumat bahwa ketertiban telah "dipulihkan" setelah ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Kazakhstan, menciptakan krisis terbesar yang mengguncang negara Asia Tengah yang otokratis  ini, sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1991.

Balai Kota di Almaty, kota terbesar di negara itu, dibakar. Massa yang marah mengambil alih bandara. Para pengunjuk rasa membakar kendaraan polisi dan cabang regional partai Nur Otan yang berkuasa. Polisi, sebaliknya, menuduh para demonstran bertanggung jawab atas kematian 13 petugas dan menyebabkan 353 orang terluka.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev telah memberi wewenang kepada pasukan keamanan negara untuk "menembak tanpa peringatan." Tanggapan keras tersebut merupakan cerminan dari tantangan berat yang ia hadapi kurang dari tiga tahun dalam pemerintahannya, dan tampaknya akan melakukan tindakan represif terhadap semua bentuk perbedaan pendapat, termasuk aktivis antipemerintah, pembela hak asasi manusia, dan jurnalis independen.

Protes membawa dampak kekacauan kawasan yang sudah bergejolak di mana Rusia dan Amerika Serikat bersaing untuk mendapatkan pengaruh. Mereka juga melambangkan ketidakpuasan yang meluas terhadap pemerintah otoriter Kazakhstan yang mencekik dan dengan korupsi endemik yang mengakibatkan kekayaan terkonsentrasi di dalam elit politik.

Kemarahan memuncak ketika pemerintah menaikkan batas harga untuk bahan bakar gas cair atau disebut elpiji yang digunakan banyak orang Kazakh untuk beraktivitas. Tetapi protes memiliki akar yang lebih dalam, termasuk kemarahan pada kesenjangan sosial dan ekonomi, diperburuk oleh krisis pandemi, serta buruknya demokrasi negara itu. Gaji rata-rata di Kazakhstan setara dengan $570 per bulan, menurut statistik pemerintah, tetapi banyak orang berpenghasilan jauh lebih sedikit.

Ketika protes semakin intensif, tuntutan para demonstran telah meluas dari harga bahan bakar yang lebih rendah ke liberalisasi politik yang lebih luas. Di antara perubahan yang mereka upayakan adalah sistem pemilihan kepala daerah yang saat ini diangkat oleh presiden. Singkatnya, pengunjuk rasa menuntut penggulingan kekuatan politik yang telah memerintah negara itu tanpa oposisi sejak 1991.

Terjepit di antara Rusia dan Cina, Kazakhstan adalah negara terkurung daratan terbesar di dunia, lebih besar dari seluruh Eropa Barat, meskipun dengan populasi hanya 19 juta. Demonstrasi menjadi penting karena negara itu sampai sekarang dianggap sebagai pilar stabilitas politik dan ekonomi di wilayah yang tidak stabil, bahkan ketika stabilitas itu harus dibayar dengan pemerintah yang represif yang meredam perbedaan pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun