Mohon tunggu...
wawan s
wawan s Mohon Tunggu... Buruh - Belajar menulis

Belajar menulis. Menulis sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dari Peziarah ke Turis: Gambaran Identitas Manusia

23 Oktober 2021   07:43 Diperbarui: 23 Oktober 2021   07:49 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kehidupan ini bisa diibaratkan sebagai perjalanan, karena selama kita hidup pasti mencari sesuatu. Perjalanan dari titik awal menuju titik akhir, yaitu tujuan. Sosiolog Zygmurt Bauman, dalam artikel berjudul "From Pilgrim to Tourist -- A Short History of Identity," menggambarkan perjalanan ini sebagai peziarahan (pilgrim). Seorang peziarah tentu memiliki tujuan pasti. Pasti tempatnya, pasti apa yang akan dilakukan, pasti apa yang diharapkan untuk diperoleh, dan pasti (rencana) waktunya.

Bauman menggambarkan peziarahan ini sebagai perjalanan melewati beberapa rumah. Perjalanan ini kadang juga melewati gurun. Rumah untuk singgah adalah simbol tempat untuk melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan. Tentu yang dilakukan ini adalah sesuatu yang bermanfaat. Gurun adalah tempat yang spesial, karena di sanalah seorang peziarah harus menemukan identitasnya yang baru, dan menanggalkan identitasnya yang lama. Yang menjadi persoalan bukanlah bagaimana menemukan identitas yang baru, namun bagaimana menjaga atau merawat identitas yang sudah ada. Artinya seorang peziarah tidak banyak mengalami pergantian identitas. Ketika ia tahu apa dan dimana yang dicari, maka seluruh perjalanannya akan difokuskan kesana.

Gambaran tersebut terjadi pada era modern. Jaman kemudian berubah. Anna Ramos dan teman-temannya menengarai bahwa era modern mulai berakhir tahun 1950.. Tentu efek nyata perubahan jaman ini berbeda antara negara maju dengan negara berkembang, berbeda pula antara metropolitan dengan pedesaan. Pasti ada penundaan waktu. Setelah era modern, hadirlah era post modern, atau harafiahnya era pasca modern. Era post modern memiliki ciri kehidupan yang cepat berubah, atau disebut sebagai "cosmic casino." Ketika kehidupan ini terlalu cepat berubah, maka orang tak lagi punya waktu untuk berhenti dan merenung, berpikir apa, mengapa dan bagaimana. Yang ada hanyalah bagaimana mengikuti ritme jaman. Hasilnya adalah empat tipe manusia.

Tipe pertama adalah pelancong (stroller), yang menemukan dirinya sendiri diantara orang asing dan menjadi orang asing bagi mereka. Bauman mengistilahkannya sebagai "didalam kerumunan namun bukan bagian dari kerumunan tersebut." Bagi pelancong setiap perjumpaan adalah bagian dari banyak perjumpaan yang sudah dan masih akan ia temui. Hidup ini adalah permainan dan melancong adalah kagiatan untuk mengisi waktu luang. Maka jangan heran jika kita kemudian menemui orang yang sulit untuk diajak serius.

Tipe kedua adalah petualang (vagabond), yang bebas bergerak tanpa tujuan yang pasti. Seorang petualang sewaktu-waktu bisa berhenti dan berjalan lagi. Tentang motifnya, Bauman merumuskan sebagai "didorong oleh harapan yang frustrasi dan ditarik oleh harapan yang belum teruji." Petualang ini bergerak sebagai orang asing yang tak bisa tinggal menetap. Maka kita kemudian menemukan orang yang mudah berubah. Pekerjaan, tempat tinggal dan kelompok pergaulan, baginya memiliki banyak pilihan. Jika tidak suka, ya pindah.

Tipe ketiga adalah turis, yang berjalan untuk mencari pengalaman baru. Ia berjalan yang pertama untuk mencari sesuatu ("dalam rangka"/in order to), dan yang kedua karena sesuatu (because of). Ia senang memasuki atmosfir kegaduhan, kemegahan dan keunikan. Ia mencari keindahan. Berbeda dengan pelancong dan petualang, turis memiliki tempat untuk menetap, yaitu tempat dimana mereka "tak perlu membuktikan dan mempertahankan sesuatu." Tempat di mana mereka tampil apa adanya. Maka kita kadang akan menemukan orang yang seakan menolak kemapanan diri. Pekerjaan yang dirintis dengan susah payah, ketika sudah kelihatan stabil, justru ditinggalkan.

Dan yang keempat adalah pemain (player), yang menganggap keberuntungan dan kesialan sebagai hal yang lumrah terjadi. Maka seorang pemain tak takut menempuh resiko. Bagi pemain, kehidupan ini adalah permainan, dimana tak ada konsekuensi yang bersifat abadi. Mereka yang mencari aman, dengan menolak melakukan hal-hal yang beresiko, dianggap sebagai pecundang. Tujuan dari permainan adalah menang, bukan bersedih, mengasihani dan bekerja sama. Orang-orang ini senang dengan iklim persaingan.

Lima tipe manusia inilah yang mengisi bumi, yaitu peziarah, pelancong, petualang, turis dan pemain. Sebagian besar orang dewasa adalah tipe peziarah, yang memiliki pandangan hidup yang relatif stabil. Sedang pada rentang usia yang lebih muda lebih sesuai dengan empat tipe lainnya. Maka tidak heran jika kepribadian anak, remaja dan kaum muda jaman sekarang lebih sulit ditebak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun