Menikah adalah proses sakral yang terlembaga dalam aturan agama maupun negara. dengan menikah, dua orang yang semula haram berhubungan menjadi halal bahkan dianjurkan. Hal ini karena salahsatu tujuan menikah adalah hifdhunnaas, menjaga kelestarian manusia itu sendiri.Â
keluarga sakinah adalah keluarga yang penuh ketenangan dan kedamaian, saling bahu membahu dalam kebaikan, dan saling mencegah dari perbuatan dosa dan maksiyat. Penciptaan suasana damai dan tenteram membutuhkan keberanian untuk bersikap transparan atau terbuka dan jujur. karena itu, perlu ditumbuhkan keberanian untuk mendiskusikan hal-hal yang sebelum menjadi pasangan suami istri masih tabu untuk dibicarakan, harus mulai dibahas dan dijadikan sebagai wacana yang penting untuk bahan diskusi keluarga atau suami istri.
pada umumnya, hal-hal yang dianggap tabbu dibicarakan adalah hal-hal yang terkait dengan seksualitas dan kesehatan reproduksi. padahal dalam keluarga itulah yang banyak yang berkaitan dengan kelancaran dan keharmonisan suami istri. dengan pula dengan pendidikan reproduksi bagi anak yang merupakan kebutuhan keluarga dan menjadi tanggung jawab orangtua. Pendidikan ini penting dilakukan dan dimulai dari dalam keluarga dalam upaya memastikan hak kesehatan reproduksi seluruh anggota keluarga.Â
beberapa tema diskusi yang seringkali dianggap tabu yang bisa menjadi bahan diskusi hangat bagi pasutri (pasangan suami istri) diantaranya;
1. menghafal bersama doa sebelum berhubungan badan.Â
diantara hal yang sangat penting dikuasai oleh suami istri adalah doa sebelum yang membedakan aktivitas intim ini dengan yang belum/tidak menikah, yakni mengharapkan keberkahan dan memohon agar rezeki yang diberikan dijauhkan dari gangguan syaitan. doa-doanya sebagai berikut :
ketika akan berhubungan badan
Bismillahi, Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibis syaithoona maarazaqtanaa. (Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan kepada kami )
ketika akan ejakulasi
Allahummaj'alha dzurriyyatan thayyibah (Ya Allah, jadikanlah ia (keturunan) anak yang baik)
ketika selesai berhubungan