Mohon tunggu...
wawanda
wawanda Mohon Tunggu... -

nowhereman in his nowhereland

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alunan Nada dari Headset di Telinga

29 Juli 2018   22:44 Diperbarui: 29 Juli 2018   22:50 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan smashmouth sekarang dan sejak dari tadi kusuruh bernyanyi menyumpal dua kupingku dengan headset kecil yang sekarang kuhubungkan laptop. Nada-nada musik awal 2000an yang dulu pernah mengiringi hati yang patah kala itu, membawa sensasi yang mengenakkan hati.., ah, hati yang begitu gampang merasa tidak enak...

Rutinitas jadi pegawai..., yah kerjaan kantor dimanapun selalu gak inspiratif, membuat ribet hal yang simpel. Lalu tiba-tiba teringat yang dikatakan sujiwo tedjo bahwa perpustakaan yang sebenarnya ada di jalanan, ada darah, keringat dan air mata yang bisa kita baca, begitu banyak, begitu nyata.., dunia seisinya dengan cerita bermacam makhluk yang menginginkan eksistensinya di bumi ini terjaga adalah bahan bacaan yang luar biasa, dibaca dengan seluruh indera, dipandu oleh rasa dan dibantu dengan akal pikir.., bukankan itu teknik komprehensif dalam belajar, saat semua bagian dirimu terlibat...

Dan bergulat dengan buku teori dan segala rasionalisasi untuk membela kebenaran pendapat menjadi terasa begitu konyol, walau memang pada dasarnya, dimanapun aku, merasa konyol adalah bagian tak terpisahkan dari diri.., paket komplit dari diri ini adalah konyol.., kalau si rancid bilang bahwa heartache adalah old friend, kalau ini.., konyol lebih dari sekedar old friend, but part of me...

Dan romantika sisa-sisa asa dan harapan dan hayalan dari masa lalu menari-nari di sekitar alunan nada yang dulu pernah begitu akrab ditelinga juga dalam rasa, juga rasa itu masih teringat benar.., entah tersimpan di bagian memori yang mana, jelas banget rasanya.., entahlah, yang jelas, kesenian memang sebuah cara jenius yang diciptakan manusia..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun