Mohon tunggu...
wawanda
wawanda Mohon Tunggu... -

nowhereman in his nowhereland

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Keberagaman

19 Mei 2017   21:13 Diperbarui: 19 Mei 2017   21:14 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keberagaman adalah fitrah manusia, karena memang kita bermacam-macam adanya. Beragam suku, beragam agama, beragam bentuk fisik, beragam generasi, beragam warna kulit, bahkan beragam klub bola favorit .

Keberagaman adalah fitrah, tapi kadang keberagaman adalah hal pedih dalam kehidupan umat manusia. Sejarah mencatat, perbudakan berdasarkan ras, diskriminasi, perlakuan buruk terhadap minoritas, juga komunikasi mentok yang menghasilkan pertikaian antar kelompok dan bahkan perang antar golongan, antar negara. Dan bangsat bener itu kalian yang mengeksploitasi perbedaan dan keragaman untuk keuntungan politik kalian. Bertikai dengan saudara sendiri itu pedih, bangsat...

Keberagaman seharusnya indah. Semakin banyak ragam macam orang di sekitar kita, makin tidak bosan kita, makin banyak hal baru yang bisa kita pelajari, makin banyak alternatif cara untuk bercanda dan bergembira. Maka kerenlah kalian, yang secara sadar mengeksploitasi keberagaman untuk membuat lingkungan kehidupan yang lebih menyenangkan, menjadikan tanah subur untuk mengembangkan bakat unik setiap individu. Kau tahu, bakat pun kadang berhenti tumbuh jika lingkungan tidak menghendakinya...

Hidup bersama dalam keberagaman itu pedih, jika prasangka dan kecurigaan menjadi dasar untuk memahami. Dan bangsatlah kalian yang tega mengeksploitasi dan memanfaatkan prasangka-prasangka tersebut untuk keuntungan politik kalian, bangsat sebangsat bangsatnya...

Dan, hidup bersama dalam keberagaman itu mudah, jika kita lebih santai dalam menyikapi perbedaan, jika kita tidak terlalu sombong untuk merasa bahwa cara kitalah yang paling benar lalu cara yang lain pasti salah, jika kita mau sejenak memahami saudara kita tidak hanya berdasar prasangka tapi sebagai manusia yang punya jiwa dan rasa. Lalu, hidup dalam keberagaman itu menyenangkan, jika semua orang merasa nyaman walau berbeda...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun