Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Eros dan Agon Timnas: Seni Berjuang dalam Partai Hidup Mati demi Impian Piala Dunia

7 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   09:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Sepak Bola Indonesia. | Foto: Kompas.com

"Tanpa agon tidak akan ada permainan. Tanpa permainan tidak akan ada Eros. Perjuangan adalah fondasi dari hasrat. Inti permainan adalah mengalahkan lawan, namun keseimbangan diperlukan untuk menyikapi setiap kemenangan dan kekalahan." (Ahmad Sauqillah)

Timnas Indonesia akan segera berjuang dalam partai hidup mati di Grup B Kualifikasi 4 Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi (8/10) dan Irak (11/10) di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah. Tentunya kita berharap kita dapat lolos untuk berlaga di Piala Dunia 2026 AS, Kanada dan Meksiko.

Dua pertandingan krusial ini bukan lagi sekadar pertandingan kalah menang; ini adalah soal harga diri, sejarah, dan impian jutaan bangsa Indonesia dari sejak lampau. Partai hidup mati, di mana kegagalan bukan lagi pilihan, melainkan keinginan menciptakan sejarah.

Tantangan esensial inilah yang membawa kita pada dua filosofis yang mendalam: Eros dan Agon. Eros, insting cinta tanah air, hasrat dan ambisi suci merajut impian Piala Dunia. Agon, perjuangan keras yang tidak mudah, konflik mental yang bisa menjadi beban, dan keharusan memenangkan setiap detik dilapangan dengan nalar bermain yang tinggi.

Bagaimana skuad Garuda dapat mengubah tekanan luar biasa ini menjadi seni berjuang pada hasil. Keindahan permainan (eros) harus tunduk pada harga mati kalkulasi poin (agon) kemenangan.

Bagaimana pula kepiawaian Patrick Kluivert, sang pelatih dan Jay Idzes dkk, sebagai pemain menjadi taruhan terbesar di lapangan. Inilah perjuangan keras sepenuh jiwa raga demi meraih ambisi sejarah sepak bola Indonesia.

Agon Melawan Beban Kegagalan Historis dan Impian Panjang Sepakbola Indonesia

Sejarah Timnas Senior Indonesia didefinisikan oleh kilasan eros dalam sejarah panjang perjuangan sepak bola nasional kita.

Sejatinya Indonesia pernah tampil di Piala Dunia 1938 jauh sebelum kemerdekaan diraih, saat itu bernama Hindia Belanda. Namun PSSI saat itu yang dipimpin Suratin memprotes dan tidak mengakuinya. Timnas Hindia Belanda berlaga di Piala Dunia 1938 tanpa pemain PSSI, tanpa bendera Merah Putih dan tanpa membawa nama Indonesia. (Antaranews, 11/05/2024)

Pasca kemerdekaan, Toni Pogacnik (Yugoslavia) telah menciptakan catatan sejarah berharga (eros) di pentas dunia, Timnas menahan Uni Soviet 0-0 pada Olimpiade Melbourne 1956, sebuah pencapaian yang hingga kini menjadi salah satu catatan emas timnas.

Pada 1975 Wiel Coerver meskipun tidak memberikan raihan prestasi signifikan namun dinilai berhasil membangun pondasi sepak bola modern Indonesia dengan sistem pembinaan dan penanganan pemain yang lebih terstruktur dan profesional.

Kegagalan historis Timnas diwarnai eros dan agon yang silih berganti. Anatoli Polosin menunjukkan bahwa agon fisik militeristik bisa membuahkan eros (Emas SEA Games 1991), Alfred Riedl kemudian menjadi simbol agon yang repetitif, berulang kali membawa Timnas Senior mencapai final AFF namun selalu kandas. Luis Milla terkendala agon struktural.

Sejak era STY hingga Kluivert, eros fundamental sepakbola nasional mengalami peningkatan drastis kualitas dan ranking FIFA, dari rank 170 an hingga saat ini berada pada 119 (September 2025).

Perjalanan Timnas ini ikut mengantarkan pada Putaran 4 Piala dunia 2026 yang sebelumnya sulit diraih, bahkan saat ini berpeluang besar lolos dan tampil di piala dunia 2026. Jika berada di runner-up Grup, Timnas masih berpeluang masuk Putaran 5 untuk Play-off.

Perjuangan Timnas saat ini merupakan periode agon paling intens dalam dekade terakhir, sebuah upaya keras perbaikan catatan sejarah sepakbola kita. Menciptakan titik balik, bekerja keras untuk membuktikan bahwa sepak bola Indonesia layak mendapatkan eros yang nyata dan berkelanjutan.

Eros dan Agon Timnas: Hasrat dan Tantangan Piala Dunia

Dinamika seputar Timnas di babak kualifikasi ini tidak bisa dilepaskan dari duel filosofis eros dan agon. Eros mewakili insting kehidupan kolektif, yakni hasrat mendalam untuk meraih kemenangan dan mewujudkan impian piala dunia.

Hasrat ini adalah energi murni yang mendorong setiap pemain melampaui batas fisik, di mana panggilan Timnas bukan lagi sekadar pemain, melainkan representasi dari harga diri dan cinta 280 juta jiwa Indonesia, menjadikannya modal emosional terbesar di lapangan.

Namun, hasrat itu langsung berhadapan dengan agon yang saat ini direpresentasikan kekuatan Arab Saudi dan Irak dengan segala upaya teknis non-teknisnya. Sebuah perjuangan keras yang termanifestasi dalam tantangan Putaran 4 yang secara tradisi Arab Saudi dan Irak lebih matang, ini menjadi lebih berat.

Agon adalah ujian disiplin melawan insting bermain lepas, keharusan menjaga konsistensi selama 90 menit, dalam tekanan suporter lawan maupun sendiri. Hanya tim yang berhasil menyalurkan eros-nya, akan mampu menghancurkan agon yang layak mendapatkan tiket piala dunia. 

Mengubah Rasa Cinta Tanah Air menjadi Kemenangan

Rasa cinta tanah air harus diubah dari emosi pasif Jay Idzes dkk, menjadi senjata ofensif yang konkret. Di bawah arahan Patrick Kluivert sang pelatih, cinta ini disalurkan menjadi aksi permainan yang tidak kenal kompromi, strategi formasi, mematuhi instruksi, dan mempertahankan intensitas dalam 2 pertandingan krusial ini.

Di putaran sebelumnya, kita seringkali melihat Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebelum pertandingan, selalu membakar semangat para pemain di ruang ganti, motivasi, bahkan lagu Tanah Air (Ibu Sud) pasca pertandingan ikut mendongkrak esensi eros ini. Bahwa ikatan emosional kolektif ini adalah bahan bakar utama untuk modal bertanding.

Transformasi eros ini juga terlihat dalam penyerangan. Gaya selebrasi 'Head High' menegakkan kepala ala Ole Romeny mengandung pesan untuk selalu bekerja keras, percaya diri, dan menjaga kepala tetap tegak meskipun menghadapi situasi sulit.

Perayaan Gol Ole Romeny, Tegakkan Kepala | Foto: Kompas.com
Perayaan Gol Ole Romeny, Tegakkan Kepala | Foto: Kompas.com
Beban 280 Juta Harapan: Agon Melawan Ekspektasi

Agon yang paling nyata bagi para pemain selain Arab Saudi dan Irak, adalah harapan besar 280 Juta bangsa Indonesia, sebuah harapan tinggi. Ekspektasi publik yang diekspresikan secara luas di berbagai media dan waktu ini menciptakan beban tersendiri akan ketakutan dan kegagalan.

Ketakutan ini, jika tidak dikelola dapat menyebabkan tactical paralysis, pemain ragu mengambil keputusan yang berisiko tinggi di momen krusial, padahal risiko adalah bagian integral dari sebuah strategi.

Perjuangan diri para pemain melawan ekspektasi tinggi ini harus dimenangkan sebelum peluit kick-off dibunyikan, agar dalam pertandingan mampu melakukan yang seharusnya untuk menang.

Tim harus membangun fondasi kuat melawan tekanan, kritik, bahkan pujian yang berlebihan. Hanya dengan mengubah tekanan eksternal ini menjadi agon yang fokus pada tugas diri pemain, bukan pada kebisingan di luar.

Para pemain dapat mencapai flow state yang dibutuhkan untuk bermain di level tertinggi dan mengaplikasikan strategi permainan dengan sempurna.

Seni Berjuang, Kemenangan sebagai Harga Mati

Seni berjuang lahir di titik temu antara hasrat yang tak terpuaskan (eros) dan kerasnya pertandingan (agon). Ini adalah seni bertahan hidup unik yang ditandai dengan fleksibilitas taktis, di mana formasi awal seringkali hanya padi Plan A.

Kluivert dituntut untuk menunjukkan kapasitas dan tanggungjawabnya sebagai seorang pelatih yang juga mantan pemain kelas dunia ini pada ratusan juta pencinta sepak bola Indonesia.

Bahkan dengan pertaruhan tinggi, dengan pertimbangan teknis tentunya, Kluivert berani mencoret Marselino Ferdinan yang notabene pencetak 2 gol ke gawang Arab Saudi di Putaran 3 lalu, mencoret Mees Hilgers dan pemain lainnya yang esensial disinyalir bahwa Kluivert tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal.

Para pemain yang terpilih dituntut untuk mengerahkan seluruh energi dan mental hingga batas maksimal, karena di babak ini, bukan keindahan bermain namun hasil akhir sebagai bukti atas semua yang diperjuangkan.

Keberhasilan Agon Demi Kehidupan Baru Sepakbola Indonesia

Jika Timnas berhasil lolos, maka keberhasilan dalam agon pada Putaran Keempat akan berarti lebih dari sekadar lolos, ini adalah awal kehidupan baru sepakbola Indonesia.

Kemenangan ini memberikan legacy permanen, mengubah narasi sepak bola nasional dari 'mimpi piala dunia' menjadi 'Tim Piala Dunia'. Sebuah catatan sejarah yang akan selalu dikenang dan bisa jadi awal yang baik untuk tampil lagi di ajang bergengsi piala dunia selanjutnya

Sebuah keberhasilan ini memvalidasi sepakbola Indonesia untuk investasi jangka panjang pada pengembangan sepak bola nasional, pemain muda, liga dan perbaikan sepakbola lainnya, sebagai bagian indikator masa depan bagaimana agar bisa bermain di level dunia.

Keberhasilan ini juga akan memenuhi eros kolektif bangsa, memutus siklus trauma kegagalan historis, menciptakan magnet investasi yang luar biasa untuk sepak bola nasional. 

Masuknya sponsor global, peningkatan kualitas liga domestik, daya tawar pemain dan pentas lebih besar, serta inspirasi bagi jutaan anak-anak untuk memilih sepak bola sebagai jalan karier yang menjanjikan.

Dengan sukses di agon, Timnas tidak hanya tampil di Piala Dunia 2026, tetapi juga mengamankan masa depan sepakbola Indonesia yang lebih cerah, semoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun