Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia akan berlangsung pada taggal 8 dan 11 oktober mendatang di Arab Saudi dan Qatar. Timnas Indonesia berada di Grup B akan melakoni 2 pertandingan krusial hidup mati melawan Arab Saudi (08/10) dan Irak (11/10).
Dua pertandingan ini bukan pertandingan biasa, ini adalah 2 pertandingan krusial yang menentukan tiket lolos piala dunia 2026. Jika Timnas berhasil menjuarai Grup B akan menjadi tiket bersejarah yang akan dikenang tampil di Piala Dunia.
Selain sisi teknis, banyak hal non teknis yang ikut mempengaruhi pertarungan ini. Bahkan banyak hal-hal eksternal yang muncul sebelum pertandingan berlangsung yang terkesan merugikan Timnas. Penentuan tuan rumah Arab Saudii dan Qatar disinyalir sebagai upaya AFC untuk memuluskan jalan Arab Saudi dan Qatar lolos langsung.
Pemilihan wasit awal Kuwait menjadi isu netralitas untuk partai Timnas melawan Arab Saudi, pembatasan jumlah suporter timnas, serta pengaturan jadwal pertandingan Arab Saudi dengan jeda 6 hari dibanding Timnas bersama Irak yang 3 hari semakin menguatkan dugaan ini.
Kondisi ini tentu saja dirasa kurang fair, meskipun PSSI sudah melayangkan keberatan, namun sepertinya AFC tidak menghiraukannya.
Meskipun begitu Timnas tidak boleh larut dalam keadaan ini, Jay Idzes dkk harus menatap laga dengan optimisme tinggi, sebuah peluang terbaik mengukir sejarah. Di tengah harapan besar bangsa Indonesia, diharapkan Patrick Kluivert mampu membawa skuad Garuda sukses.
Inilah ujian mentalitas underdog Garuda yang tidak diunggulkan harus diubah menjadi motivasi besar untuk memenangkan 2 pertarungan ini, saat Timnas bermain tandang, Kluivert belum meraih kemenangan, apakah Timnas mampu menorehkan sejarah?
Menakar Kekuatan Grup B
Jika dilihat dari peringkat FIFA, Status underdog Timnas Indonesia di Grup B memang pantas disematkan. Per-September 2025, ranking FIFA terakhir Indonesia (119), Irak (58) dan Arab Saudi (59), angka cukup memberikan gambaran kekuatan 3 tim.
Arab Saudi adalah langganan piala dunia, serta Irak meskipun baru 1 kali pernah tampil di Piala Dunia Meksiko 1986 adalah 2 tim Timur Tengah yang cukup berat.
Meskipun begitu Timnas tidak boleh inferior, mungkin Indonesia dapat dikatakan underdog, namun saat ini ke 3 tim berada dalam peluang yang sama.
Pada Putaran 3 lalu, saat bersua Arab Saudi Timnas mendapat hasil baik, seri saat away dan menang saat laga di GBK. Kemenangan ini jadi kemenangan bersejarah karena dari 16 pertemuan sebelumnya, Indonesia hanya mampu imbang 4 kali dan selebihnya kalah.
Indonesia juga sering bertemu Irak, sudah bertemu 14 kali. Timnas hanya mampu menang 2 kali, kalah 9 kali dan seri 3 kali.
Catatan rekor ini tentu saja kurang menggembirakan, namun dengan kekuatan Timnas saat ini, hasil positif 2 pertandingan terakhir melawan Arab Saudi dan lolosnya Timnas ke Putaran 4, memberikan sinyalemen kuat Indonesia tidak bisa dianggap remeh.
Secara psikologis, rekor pertemuan terhadap Arab Saudi dan Irak adalah mental block yang harus dipecahkan tim. Secara mental, sebelum kick-off semua tim berada dalam peluang yang sama. Rekor buruk masa lalu harus dibuang.
Timnas Indonesia saat ini memang pantas juga ditakuti Arab dan Irak, bermaterikan banyak pemain yang berkarier di Liga Elite Eropa seperti Jay Idzes dan Emil Audero (Serie A), Calvin Verdonk (League 1 Prancis), Kevin Diks (Bundesliga), serta beberpa pemain lain di Liga Belanda dan liga lainnya, cukup memberikan kekuatan dan kepercayaan tinggi pada tim.
Sebagai mantan pemain, Kluivert harus mampu memberi motivasi berlipat, bahwa saat dilapangan tidak ada rekor pertemuan, namun siapa paling siap saat itu, pemain punya mentalitas dan keyakinan untuk memenangkan laga.
Melawan Tekanan Mental Timur Tengah
Kita tahu bahwa gaya main tim-tim Timur Tengah mengandalkan kekuatan fisik, postur tinggi, dan mereka juga kerap melakukan intrik licik provokatif, hingga upaya membuang-buang waktu saat unggul sebagai upaya perang psikologi merusak mental lawan.
Dalam hasil uji coba kemarin saat melawan Libanon di GBT 08/09/2025, Indonesia kesulitan membobol gawang Libanon. Hasil ini cukup disorot, meskpun menang besar saat lawan Taiwan yang notabene jauh peringkatnya, Garuda gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran ke gawang Lebanon yang bermain sangat defensif.Â
Hasil ini menjadi peringatan penting bagi Kluivert bahwa efisiensi finishing dan cara membongkar pertahanan rapat masih menjadi pekerjaan rumah utama jelang Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia, apalagi nanti bermain tandang.
Dukungan ribuan suporter Arab Saudi di Stadion King Abdulah Sport City, Jeddah tentu saja akan menjadi pemain ke-12 mereka yang jauh lebih menekan. Suporter Indonesia tentu saja akan hadir meskipun tidak sebesar mereka.
Patrick Kluivert sangat memahami situasi ini, pentingnya manajemen mental di laga-laga bertekanan tinggi termasuk mentalitas psikologs.
Kluivert harus mampu memberi pilar mental pada setiap pemain untuk mengatasi intimidasi dan tekanan. Berapa hal terkait mentalitas ini yang perlu ditekankan diantaranya:
- No fear policy: menghapus rasa gentar terhadap nama besar lawan.
- Kepercayaan diri tim, fokus pada kualitas yang dimiliki tim, bukan kekurangan.
- Disiplin taktis mutlak, menghindari panic football saat ditekan, konsisten permainan samapai menit akhir.
- Rapid reset: kemampuan melupakan kesalahan, kebobolan, atau peluang yang terbuang, untuk fokus pada langkah selanjutnya.
- Transformasi tekanan: mengubah intimidasi suporter tuan rumah menjadi adrenalin dan energi ekstra untuk berlari.
Tantangan Kluivert Bermain Tandang
Kita masih ingat di putaran 3 lalu, Indonesia bertemu Arab Saudi dan Bahrain sebagai representasi tim Timur Tengah. Melawan 2 tim ini Timnas meraih 8 poin, 2 hasil imbang dikandang mereka, dan 2 kemenangan di GBK.
Raihan positif melawan tim Timur Tengah di Putaran 3 ini jadi modal psikologis krusial bagi Timnas, meskipun tongkat kepelatihan kini berpindah dari Shin Tae-yong (STY) ke Patrick Kluivert yang memiliki filosofi berbeda.
Untuk mengatasi tim timur yang diwakili kembali Arab Saudi dan kini Irak, Kluivert pun harus mempertimbangkan bagaimana timnas bermain saat mengatasi perlawanan Arab Saudi.
Filosofi bermain Shin Tae-young yang lebih defend dan kekuatan fisik membangun soliditas pertahanan serta transisi cepat serta pressing efektif dalam menyerang. Sementara Kluivert lebih condong ke total footbal-nya, menekankan penguasaan bola dan kemampuan teknis individu untuk membongkar pertahanan lawan secara variatif.
Satu catatan penting yang perlu diingatkan dari Kluivert adalah, selama main tandang, Kluivert belum meraih kemenangan untuk timnas. Kalah dari Australia dan Jepang, 1 gol memasukan, 11 gol kemasukan. Ini menjadi tantangan bagaimana Kluivert mampu meraih hasil maksimal dengan filosofinya bermain di Arab Saudi.
Gol dan Modal Psikologis
Menghadapi tekanan pertandingan nanti, momentum gol pertama menjadi penting bagaimana tim bermain mengatasi tekanan atau mendominasi permainan. Bagi Timnas, mencetak gol lebih dahulu di kandang lawan akan menjadi modal besar psikologis kepercayaan diri permainan.
Hal ini tidak hanya memberikan Timnas keunggulan skor, kepercayaan diri dan peluang memperbesar keunggulan, tetapi juga memicu respon lawan apalagi bermain dikandangnya dihadapan ribuan pendukungnya.
Namun sebaliknya, jika timnas kebobolan bagaimana merespon dan menyamakan kedudukan dan menambah gol menjadi tantangan besar. Mereka tidak boleh panik yang bisa merusak permainan.
Tentu saja laga ini akan dimenangkan oleh tim yang paling mampu mengendalikan emosi dan tetap fokus pada rencana taktis, dan kita berharap Garuda meraihnya.
Internal Tim, Emil Tak Main, Paes Masih Diragukan
Kabar terakhir, kondisi penjaga gawang utama masih menjadi kabar buruk Timnas, Emil Audero dipastikan tak bisa bermain di Putaran 4 menyusul cederanya beberapa waktu lalu di klubnya. Sementara Marteen Paes tetap masuk bagian dari skuad meskipun dia masih diragukan jadi starter. Namun besar harapan Paes dapat segera pulih untuk memperkuat pertahanan.
Kluivert memanggil Nadeo Argawinata dan Reza Arya Pratama untuk melengkapi kekuatan penjaga gawang bersama Maarten Paes dan Ernando Ari.
Kondisi ini tentu saja cukup mengkhawatirkan, peran Emil dan Paes di sektor penjaga gawang sangat krusial. Kualitasnya tidak perlu diragukan lagi, apalagi Emil yang bersama klubnya pun bermain mengesankan.
Tanpa mengesampingkan peran Ernando, Nadeo dan Reza, diharapakan Paes bisa tampil. Dengan hadirnya Paes dibawah mistar tentu saja akan meningkatkan mental moral perrtahanan, sehingga dapat lebih fokus pada menciptakan gol kemenangan. Ole Romeny dikabarkan segera pulih dan bisa bermain.
The Show Must Go On, Garuda Harus Fight.
Perjalanan Timnas Indonesia di Putaran 4 ini adalah raihan tertinggi beberapa dekade terakhir sepakbola kita, momen yang tidak boleh disia-siakan.
Keberhasilan lolos langsung akan ditentukan oleh seberapa besar Kluivert dan tim mampu mengubah tekanan menjadi performa terbaik. Sebagaimana timnas mampu mengatasi Arab Saudi dan Bahrain di Putaran 3 lalu.
Jika runner-up jadi hasil maksimal di putaran ini, tentu masih ada putaran 5, namun ini bukan pilihan terbaik, perjalanan akan makin berat, tentu saja itupun akan jadi kesempatan baik sebagai jalan terakhir.
Timnas Indonesia harus bisa memaksimalkan 2 pertandingan Krusial, dan kita sangat berharap Juni tahun depan Indonesia Raya berkumandang di Piala Dunia, Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI