Pada Putaran 3 lalu, saat bersua Arab Saudi Timnas mendapat hasil baik, seri saat away dan menang saat laga di GBK. Kemenangan ini jadi kemenangan bersejarah karena dari 16 pertemuan sebelumnya, Indonesia hanya mampu imbang 4 kali dan selebihnya kalah.
Indonesia juga sering bertemu Irak, sudah bertemu 14 kali. Timnas hanya mampu menang 2 kali, kalah 9 kali dan seri 3 kali.
Catatan rekor ini tentu saja kurang menggembirakan, namun dengan kekuatan Timnas saat ini, hasil positif 2 pertandingan terakhir melawan Arab Saudi dan lolosnya Timnas ke Putaran 4, memberikan sinyalemen kuat Indonesia tidak bisa dianggap remeh.
Secara psikologis, rekor pertemuan terhadap Arab Saudi dan Irak adalah mental block yang harus dipecahkan tim. Secara mental, sebelum kick-off semua tim berada dalam peluang yang sama. Rekor buruk masa lalu harus dibuang.
Timnas Indonesia saat ini memang pantas juga ditakuti Arab dan Irak, bermaterikan banyak pemain yang berkarier di Liga Elite Eropa seperti Jay Idzes dan Emil Audero (Serie A), Calvin Verdonk (League 1 Prancis), Kevin Diks (Bundesliga), serta beberpa pemain lain di Liga Belanda dan liga lainnya, cukup memberikan kekuatan dan kepercayaan tinggi pada tim.
Sebagai mantan pemain, Kluivert harus mampu memberi motivasi berlipat, bahwa saat dilapangan tidak ada rekor pertemuan, namun siapa paling siap saat itu, pemain punya mentalitas dan keyakinan untuk memenangkan laga.
Melawan Tekanan Mental Timur Tengah
Kita tahu bahwa gaya main tim-tim Timur Tengah mengandalkan kekuatan fisik, postur tinggi, dan mereka juga kerap melakukan intrik licik provokatif, hingga upaya membuang-buang waktu saat unggul sebagai upaya perang psikologi merusak mental lawan.
Dalam hasil uji coba kemarin saat melawan Libanon di GBT 08/09/2025, Indonesia kesulitan membobol gawang Libanon. Hasil ini cukup disorot, meskpun menang besar saat lawan Taiwan yang notabene jauh peringkatnya, Garuda gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran ke gawang Lebanon yang bermain sangat defensif.Â
Hasil ini menjadi peringatan penting bagi Kluivert bahwa efisiensi finishing dan cara membongkar pertahanan rapat masih menjadi pekerjaan rumah utama jelang Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia, apalagi nanti bermain tandang.
Dukungan ribuan suporter Arab Saudi di Stadion King Abdulah Sport City, Jeddah tentu saja akan menjadi pemain ke-12 mereka yang jauh lebih menekan. Suporter Indonesia tentu saja akan hadir meskipun tidak sebesar mereka.
Patrick Kluivert sangat memahami situasi ini, pentingnya manajemen mental di laga-laga bertekanan tinggi termasuk mentalitas psikologs.