Ibnu Taimiyah dikenal memiliki sifat pemaaf yang luar biasa, bahkan terhadap orang yang telah menyakiti dan memfitnahnya. Ia sering kali memaafkan musuh-musuhnya, termasuk mereka yang telah memenjarakannya, dan mengatakan bahwa ia telah memaafkan semua orang yang telah berbuat zalim kepadanya.
Sifat pemaafnya ini tidak hanya mencerminkan keluasan hatinya, tetapi juga pemahamannya yang mendalam tentang ajaran Islam yang menekankan pentingnya memaafkan dan berlapang dada.
20 Alasan memaafkan untuk meluluhkan hati
1. Meyakini bahwa Allah swt yang menciptakan perilaku seorang hamba.
Jika seseorang telah yakin apa yang menimpanya adalah takdir Allah swt dan tidak bisa diubah, maka kita dia akan merasa tenteram dan tenang.
2. Meyakini bahwa musibah menimpa karena dosa-dosa yang dimiliki
Musibah seringkali diyakini sebagai akibat dari dosa-dosa yang diperbuat. Keyakinan ini mendorong introspeksi diri atas kesalahan masa lalu.
Dengan menyadari dosa, individu diharapkan lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Musibah pun dapat dilihat sebagai cara Tuhan membersihkan diri dari dosa.
3. Meyakini bagaimana besarnya ganjaran Allah swt atas orang yang memaafkan
Meyakini besarnya ganjaran Allah adalah motivasi utama memaafkan. Janji pahala melimpah mendorong seseorang untuk mengalahkan ego amarah. Fokus pada balasan ilahi, hati menjadi lebih lapang memberi maaf.
4. Memaafkan akan membersihkan dari penyakit hati terhadap orang lain.