Nenek tua itu memperhatikan anak cucunya sedang menikmati hari-hari nya. Hari dimana mereka bebas berkeliaran, mengisap sari pemilik hutan tempat tinggal mereka. Setidaknya sampai pemilik hutan ini mengetahui keberadaannya.Â
" Ibu, baru berapa lama kita tinggal disini? Mengapa Ibu sendirian disini tanpa teman? " tanya seorang anaknya kepadanya
"Ah rasanya Ibu sudah 1 bulan lebih tinggal di sini, dulu ibu tak sengaja melompat ke sini dari tempat tinggal yang lama. Dulu kau sudah ada dalam perut Ibu sebagai telur bersama saudara-saudaramu. Kini bahkan kalian juga sudah bertelur dan tinggal menunggu menetas menjadikan cucu ibu semakin banyak.,"
"Apakah aman Bu hutan ini? " tanya anaknya yang lain
"Selama pemilik hutan ini malas membersihkan tempat ini, kita aman tinggal di sini, " kata nenek tua "Di tempat tinggal yang lama kami sangat aman di sana, bahkan dari cerita neneknya Ibu, kami tinggal di sana turun temurun, kalaupun ada yang hilang, kami tak sampai punah, "
"Kenapa bisa begitu Bu? " tanya anak-anaknya kompak.Â
"Karena Pemilik hutan yang lama malas bebersih, kalaupun mereka mau membasmi kami, tak sampai kami musnah mereka sudah berhenti, akhirnya kami yang masih tinggal berkembang biak dan kami kembali banyak lagi, itu cerita dari neneknya ibu, "
Tak lama setelah itu, terdengar suara dari luar hutan, suara manusia, Â "Fitri, mandi keramas sana! " perintah suara yang lebih tua.Â
"Tidak mau keramas, " jawab suara yang masih kecil
Mereka makhluk penghuni hutan hitam itu bersorak mendengar pemilik tempat tinggal mereka tidak mau keramas.Â
***Â